TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menilai jumlah daging sapi di Indonesia sudah cukup. Namun, distribusinya harus dibenahi karena walaupun di atas kertas pasokan daging itu memenuhi kebutuhan warga, daging itu kerap tak tersebar merata.
"Problemnya, bagaimana mempertemukan supply (pasokan) dan demand (permintaan)," ujarnya di kantor Presiden, Kamis, 7 Juli 2011. Salah satu cara yang diusulkannya ialah menambah frekuensi pertemuan penjual dan pembeli dengan memperbanyak pasar hewan.
Rusman menguraikan bahwa berdasarkan sensus sapi yang dilakukan lembaganya, ada sekitar 14,43 juta ekor sapi potong di Indonesia. Daging dari lembu-lembu itu bisa memenuhi 90 persen kebutuhan lokal, sedangkan 10 persennya dapat dipenuhi sapi impor.
Menurutnya, impor sapi pun sejatinya tak perlu-perlu amat. "Yang 10 persen itu kalau tidak dipenuhi tidak menimbulkan turbulence pada konsumsi. Angka 90 persen itu tingkat konsumsi yang aman, tidak akan terjadi chaos jika daging tidak ada," tuturnya.
Kini, warga Indonesia mengkonsumsi kurang dari 2 kilogram daging sapi per orang tiap tahunnya. Rusman berpendapat jumlah itu termasuk rendah di dunia.
Sensus sapi tersebut dilakukan Badan Pusat Statistik bulan lalu. Namun, masih ada data sebesar 0,2 persen dari sekitar 50 desa yang belum masuk dalam basis data lembaga tersebut. Selain 14,43 juta sapi potong, ada pula 574 ribu ekor sapi perah dan 1,27 ekor kerbau.
BUNGA MANGGIASIH