TEMPO Interaktif, Bandung - Tim Homeless World Cup 2011 Indonesia menemui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Tim Indonesia di bawah koordinasi Rumah Cemara akan mengikuti Homeless World Cup 2011 di Prancis pada 21-28 Agustus nanti. “Ini bukan turnamen biasa, masyarakat termarginalkan diberikan sekali kesempatan untuk mewakili negaranya di sana,” kata Derajat Ginanjar, 31 tahun, kapten tim sepakbola yang akan bertandang ke ajang itu, saat bertemu Gubernur di Gedung Sate, Bandung, Kamis 11 Agustus 2011.
Homeless World Cup yang digelar sejak 2003 itu diikuti aktivitas organisasi atau komunitas dalam pemberdayaan masyarakat. Pesertanya berasal dari berbagai lembaga swadaya masyarakat yang peduli masalah tunawisma, pengangguran, kemiskinan, mantan narapidana, narkotik, dan orang dengan HIV/AIDS.
Rumah Cemara, organisasi nirlaba yang bergerak memberi pendampingan bagi Odha, ditunjuk menjadi National Orgnizer sejak 2009 untuk memilih perwakilan Indonesia yang akan bertanding di ajang itu. Tahun 2010, tim yang dibentuk gagal dikirim karena soal dana dan baru tahun ini mereka mendapat sponsor. Ginan sempat bercerita pada Gubernur Ahmad Heryawan, mereka terpaksa menjalankan nazarnya, berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta, karena ada sponsor yang bersedia membayari hingga 80 persen biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti ajang itu.
Rumah Cemara mengirim 10 orang yang akan dikirim mewakili Indonesia ke ajang itu, 8 di antaranya pemain, 1 pelatih, dan 1 manajer tim. Seluruh pemain itu terdiri dari 4 orang Odha, termasuk Derajat Ginanjar yang akrab disapa Ginan. Sisanya, 4 orang pemain mewakili kaum “miskin kota” yang juga bekas pengguna Napza. “Kami bergabung memberikan metafor bahwa kami bisa bermain bersama-sama,” kata Ginan yang juga aktivitas Rumah Cemara.
Sandy Gempur, 26 tahun, perwakilan “miskin kota” di tim sepakbola itu mengatakan permainan sepakbola yang dimainkan mirip stret soccer dan di bayangannya mirip futsal. Total ada 4 pemain, salah satunya kiper, bermain bola selama 8 menit. ”Kapan lagi main di luar negeri walau pun sekelas Homeless World Cup,” katanya.
Dia mengaku tidak khawatir bermain bola bersama kawan-kawan setengah timnya yang Odha. ”Kita sudah diberi tahu soal cara penularan (HIV), kalau menular lewat apa saja,” kata Sandy.
Direktur Rumah Cemara Iqbal Rahman mengatakan saat ini yang diperlakuan adalah program kreatif yang bisa dimanfaatkan agar terus bisa berkumpul. ”Sepakbola ini bisa menjadi media berkumpul agar kawan-kawan tidak bosan,” katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan sengaja meminta tim sepakbola itu menemuinya sebelum berangkat ke Prancis. ”Saya ingin memberikan perhatian khusus dengan mengundang bertemu,” katanya. ”Saya terkesan dengan bagaiamana teman-teman di Rumah Cemara memaknai hidup. Kita tidak boleh putus asa.”
Soal Odha dan kondisi yang dihadapi kaum miskin kota, Heryawan mengatakan semua pihak mesti fair memandang persoalan seputar itu. Kendati, katanya, pemerintah yang punya tanggung jawab untuk penyediaan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan sosial dasar yang menjadi hak masyarakat. ”Mudah-mudahan ke depan kita semua sepakat ini jadi tugas kita seluruhnya.”
AHMAD FIKRI