TEMPO Interaktif, Hong Kong - Lenovo Group Ltd, produsen komputer pribadi terbesar di Cina, melaporkan profit kuartal pertama tahun 2011 ini naik hampir dua kali lipat, mengalahkan perkiraan analis. Keuntungan ini didorong meningkatnya penjualan di pasar negara berkembang dan pengiriman untuk bisnis.
Dalam pernyataannya yang dirilis hari ini, Kamis, 18 Agustus 2011, Lenovo menyebut laba bersih periode April hingga 30 Juni lalu naik menjadi $ 108.8 juta atau 1,08 persen.
Laba ini melampaui perkiraan tujuh analis yang disurvei Bloomberg. Mereka memprediksi keuntungan Lenovo rata-rata US$ 84 juta dan pendapatan naik 15 persen menjadi US$ 5,92 miliar.
Produksi laptop Thinkpad meningkatkan penjualan di Cina, India, dan Brasil, serta Amerika Serikat. Namun saham Lenovo turun di perdagangan Hong Kong hari ini. Sebagian analis mempertanyakan apakah perusahaan Cina dapat mempertahankan pertumbuhannya di luar negeri, di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.
"Mereka telah melakukan dengan baik sejauh ini, tapi apakah mereka dapat mempertahankan ini untuk sisa tahun yang masih jadi tanda tanya," kata Lai Voon San, analis MF Global Equities di Hong Kong. "Jika Anda melihat cara dunia ini dan cara pasar, ada beberapa ruang untuk hati-hati," tambahnya.
Dalam perdagangan siang hari kemarin, saham Lenovo turun 6,3 persen menjadi HK $ 4,59 pada 2:17 dalam perdagangan Hong Kong, membalikkan kenaikan hari sebelumnya. MSCI Asia Pacific Index jatuh 1,3 persen.
Pendapatan Lenovo di devisi pasar dewasa, yang mencakup operasi di Amerika Serikat dan Eropa Barat, naik 13 persen menjadi US$ 2,05 miliar. Laba operasional di divisi ini naik lebih dari tiga kali lipat menjadi US$ 76 juta.
"Faktor utama dalam hasil adalah pembagian pasar dewasa, ada peningkatan besar dalam profitabilitas sana," kata Lai.
Chief Executive Officer Yang Yuanqing mengatakan Lenovo tidak melihat tanda-tanda bahwa klien korporasi mengurangi belanja teknologi. Pembelian oleh perusahaan untuk mengganti mesin tua akan dipertahankan sepanjang tahun ini.
"Pasar akan mengatakan ya, perusahaan itu sangat baik, tapi di mana pertumbuhan akan datang dari sekarang," kata Jean-Louis Lafayeedney, yang mengamati pergerakan saham di JI Asia di Hong Kong.
BLOOMBERG VIA GOOGLE NEWS | ERWINDAR