TEMPO Interaktif, SOLO - Menjelang Idul Fitri, Panti Wreda milik Pemerintah Kota Surakarta mulai banyak dihubungi warga yang yang ingin menitipkan orang tua mereka. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Panti Wreda Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Surakarta Suryanto mengatakan hal ini kepada Tempo, Selasa 23 Agustus 2011.
"Ada yang telepon ke kami dan bertanya apakah bisa menitipkan orang tuanya saat Lebaran. Sebab, mereka mau berlebaran tanpa diganggu kewajiban mengurus orang tua," ujar Suryanto saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurut Suryanto, hingga kemarin setidaknya ada sembilan orang yang sudah menelepon dan bertanya. Pengalaman tahun lalu, mendekati Lebaran biasanya mereka langsung datang. "Ada yang ingin menitipkan orang tuanya selama sepekan. Soal biaya, mereka tidak mempermasalahkan," katanya.
Namun, Suryanto menegaskan, Panti Wreda tidak menerima jasa penitipan orang tua. "Orang lanjut usia yang masuk ke panti akan tetap di panti sampai meninggalnya," ujarnya. Dia mengatakan permintaan seperti ini juga banyak mereka terima menjelang Natal dan akhir tahun.
Saat ini, menurut Suryanto, ada 90 penghuni di Panti Wreda di Surakarta. Saat Lebaran nanti, mereka boleh dikunjungi keluarga seharian penuh. Selain itu, mereka boleh dibawa keluar dengan syarat ada surat pernyataan sanggup kembali yang ditandatangani keluarga.
Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Sumanto mengatakan niat menitipkan orang tua merupakan akibat dari memudarnya ikatan kekerabatan dalam keluarga. "Biasanya ini terjadi di masyarakat perkotaan," katanya.
Sumanto menyayangkan hal ini. Saat Lebaran, banyak orang justru berbondong-bondong kembali ke kampung halaman demi menemui orang tua untuk meminta maaf dan mempererat silaturahmi. "Tapi mereka malah mau menitipkan orang tuanya," ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO