TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta melarang bus antarkota antarprovinsi (Akap) untuk memasuki Terminal Grogol, Jakarta Barat, mulai Senin, 19 September 2011. Petugas Dinas Perhubungan memasang barikade beton di pintu masuk terminal dari arah Jalan Kiai Tapa. Dengan penutupan itu, Terminal Grogol kembali ke fungsi awal sebagai terminal angkutan dalam kota.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Riza Hashim mengatakan pemerintah telah membuat kesepakatan dengan pengusaha bus Akap dan Organda. "Terminal Grogol tidak lagi digunakan bus Akap untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Semua bus yang biasa ngetem di Grogol kembali ke terminal yang sesuai dengan KPS (kartu izin trayek)," kata Riza.
Dengan penutupan tersebut, bus Akap hanya diperbolehkan mengangkut dan menurunkan penumpang di Terminal Kalideres, Pulogadung, Kampung Rambutan, Rawamangun, atau terminal antarkota lainnya yang terdapat di DKI Jakarta. "Kalau masih ada bus Akap yang ngetem di Grogol, kami akan usulkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk mencabut izin trayeknya," ujar dia.
Sebetulnya, penutupan Terminal Grogol untuk bus Akap itu telah direncanakan sejak empat bulan lalu. Namun kala itu, Riza melanjutkan, para pengusaha, sopir, dan awak bus meminta waktu selama tiga bulan untuk sosialisasi ke penumpang. Saat masa tiga bulan itu habis, mereka kembali meminta pertambahan waktu selama satu bulan dengan alasan mudik Lebaran. "Sekarang waktu satu bulan sudah habis dan mereka tepati janji tinggalkan Terminal Grogol," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Unit Pelayanan Teknis Terminal Renny D.A. mengatakan pemasangan barikade beton hanya bersifat sementara. Nantinya, Dinas Perhubungan akan memasang pagar permanen dari arah Jalan Susilo. "Setelah pagar permanen dipasang, barikade beton dibuka lagi dan angkot dalam kota bisa masuk ke terminal." Selama barikade terpasang, lanjut Renny, angkutan dalam kota hanya dapat menggunakan terminal ke arah perempatan Grogol.
Menurut Kepala Terminal Grogol, Suara Sebayang, Terminal Grogol menampung 40 perusahaan otobus (PO). Untuk puluhan PO tersebut, Terminal Grogol mengubah ruang tunggu sebagai loket penjualan tiket. Namun dengan penutupan terminal untuk bus Akap itu, loket penjualan tiket pun dibongkar.
Pembongkaran loket itu, kata Ketua Paguyuban Akap Terminal Grogol Yani Saputra, dilakukan sendiri oleh petugas masing-masing PO beberapa hari lalu. "Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi ada pergesekannya gesekan antara petugas dan PO," ujar Yani.
CORNILA DESYANA