TEMPO Interaktif, Bandung - Besok bangkai satelit diperkirakan akan jatuh ke Bumi dan melewati wilayah Indonesia tiap pagi dan sore. "Sehari bisa lewat paling banyak 6 kali," kata Abdul Rachman, peneliti bidang matahari dan antariksa Lapan, Bandung, Jumat, 23 September 2011.
Dari layar monitor pemantau di kantor Lapan Bandung, pergerakan bangkai Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) milik Amerika Serikat itu melintas 3 kali saat pagi dan 3 kali tiap sore. "Siang ini tidak terlihat. Wilayah Indonesia yang dilintasinya pun berbeda-beda," kata dia. Sejauh ini, diperkirakan sampah antariksa berbobot sekitar 6 ton itu akan jatuh besok.
Satelit itu diluncurkan Amerika Serikat 20 tahun lalu. Fungsinya untuk meneliti kimiawi air di luar ruang angkasa dan lapisan ozon, serta dampak matahari terhadap atmosfer. Material satelit diperkirakan akan tersebar setelah memasuki Bumi.
Menurut Abdul, potensi jatuh di Indonesia kemungkinannya kecil. Sebab, kemiringan orbit UARS cukup besar, yaitu 57 derajat. “Potensi ada, tapi tidak sebesar dibanding kemiringan yang lebih kecil, seperti 5 derajat terhadap ekuator,” katanya. Kasus itu pernah terjadi pada bangkai sebuah satelit pengamat cuaca yang jatuh di Lautan Pasifik pada 2004.
Sesuai prosedur, Lapan akan mengirimkan laporan kemungkinan jatuhnya bangkai satelit UARS di wilayah Indonesia kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Sekarang belum masuk perkiraan jatuhnya, perkiraannya mungkin dalam beberapa jam lagi," ujarnya.
ANWAR SISWADI