TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam beberapa pekan terakhir, isu perombakan kabinet selalu menjadi santapan media. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan Presiden SBY ingin menjaga proses perombakan kabinet dari kegaduhan yang tidak perlu.
"Presiden tidak ingin menjadikan ini sebagai tontonan apalagi hiburan. Ini bukan infotainment. Ini juga bukan politainment, bukan hiburan politik. Ini peristiwa kabinet," kata Daniel melalui pesan pendek, Senin, 10 Oktober 2011 malam.
Daniel menyampaikan hal ini menanggapi banyak pertanyaan apakah Presiden akan melakukan fit and proper test untuk memilih menteri-menteri baru di dalam kabinetnya.
Menurut dia, semua proses terkait perombakan kabinet adalah peristiwa internal kantor kepresidenan. Karena waktunya sudah semakin dekat, siapa yang akan dipanggil Presiden, menurutnya, bukan isu utama bagi kalangan internal kepresidenan.
"Yang pada akhirnya penting adalah rakyat Indonesia tahu bahwa ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di Merdeka Utara, yaitu perubahan yang harus terjadi di negeri ini dalam tiga tahun ke depan," terangnya. Perubahan itu dikatakan sebagai inti dari semua yang akan disampaikan Presiden SBY saat berbicara langsung pada rakyat di salah satu hari sebelum 20 Oktober.
Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap sejumlah calon menteri yang bakal mengisi beberapa pos di kabinet. "Langsung ditetapkan," kata Julian di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Menurut Julian, Presiden menetapkan pilihan berdasarkan simulasi kabinet yang dilakukan bersama Wakil Presiden Boediono pada pekan lalu. Presiden Yudhoyono sudah mempertimbangkan orang-orang yang paling pas di posisi-posisi tertentu. Julian meminta publik percaya bahwa penyusunan kabinet ini bertujuan untuk mengefektifkan kinerja pemerintah hingga 2014.
KARTIKA CANDRA