TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang baru saja dilantik, mengatakan akan membawa lembaganya lebih berani melakukan aksi korporasi. BUMN, kata dia, harus diberi keleluasaan lebih besar untuk memainkan aksi tersebut.
"Jadi perusahaan di bawah BUMN bisa leluasa melakukan aksi-aksinya. Kementerian akan mendorong mereka untuk lebih berani. Aksi korporasi tidak akan menjadikan mereka instansi di bawah BUMN, tapi korporasi di bawah BUMN," ujar mantan Direktur Utama PLN ini.
Dahlan Iskan menyampaikan hal itu kepada wartawan usai dilantik dan disumpah di Istana Negara pagi ini, Rabu 19 Oktober 2011. Ia mengaku sudah punya banyak pengalaman untuk mewujudkan rencananya itu. Modal dia selain pernah memimpin PLN juga kepiawaiannya membesarkan surat kabar Grup Jawa Pos.
"Saya berpengalaman menjadi CEO di BUMN. Sebab itu saya bisa belajar banyak. Di swasta saya belajar, di BUMN saya juga belajar," katanya. Pengalaman itulah yang mendasari pemikirannya bahwa perusahaan milik negara harus diberi keleluasaan melakukan aksi korporasi.
Dahlan Iskan menggantikan Mustafa Abubakar yang sakit dan membuat kinerjanya dinilai tidak optimal. Selain meningkatkan aksi korporasi, program lain yang akan dia lakukan ke depan adalah meningkatkan efisiensi kerja perusahaan. Jumlah perusahaan di bawah BUMN saat ini mencapai 140 lebih. Tidak seluruhnya mendatangkan untung. Karena itu, pemerintah akan menciutkan perusahaan itu menjadi 25 perusahaan saja pada 2025.
KARTIKA CANDRA