TEMPO Interaktif, Napier -Burung-burung penguin kecil ini bukan ingin tampil modis dengan mengenakan sweater warna-warni. Baju hangat itu terpaksa dikenakan sebagai perlindungan terhadap tumpahan minyak kapal MV Rena yang mengotori perairan tempat mereka tinggal di Mount Maunganui, Selandia Baru.
Sweater wol itu dapat melindungi penguin biru kecil dari serangan udara dingin dan mencegah mereka menelan minyak mentah yang menempel ketika melicinkan bulu dengan paruh mereka. Baju hangat yang erat melekat di badan itu menjaga penguin tetap hangat sampai mereka cukup sehat untuk digosok dengan sabun dan menghilangkan minyak yang menempel.
Tumpahan minyak dari kapal MV Rena yang terdampar di Teluk Plenty tersebut menyebabkan sekitar seribu penguin mati, termasuk penguin biru yang merupakan spesies asli negara itu. Untuk menyelamatkan burung kecil ini, sebuah toko benang di Selandia Baru meminta orang merajut sweater bagi burung-burung itu.
Minyak sangat berbahaya bagi penguin karena bulu mereka sangat berbeda dibanding burung lain. Penguin, yang sesungguhnya tahan dingin, memiliki bulu kecil dengan panjang bervariasi yang sangat lebar. Bulu itu melekat di tubuh mereka seperti Velcro, menciptakan pakaian selam kedap air.
"Ketika kamu menjatuhkan setetes minyak ke atas penguin, minyak itu akan menciptakan sebuah kanal sehingga air dapat masuk," kata Kevin McGowan dari Laboratorium Ornithologi, Cornell University, seperti dikutip ABCNews. "Minyak itu seperti lubang pada pakaian selam mereka."
McGowan mengatakan sweater itu bagaikan kerah plastik yang dikenakan pada anjing untuk mencegah mereka menggaruk jahitan pasca-operasi atau menggaruk kepala. "Ketika penguin basah, temperatur rendah dapat melakukan penetrasi, terutama di dalam air, membuat mereka kedinginan," kata McGowan.
Namun juru bicara Maritime New Zealand (MNZ) mengatakan pusat satwa liar telah memiliki stok sweater yang memadai, apalagi cuaca sedang hangat. "Penguin juga mungkin tak terlalu menyukai baju wol itu," kata pengurus burung di Kebun Binatang Auckland seperti dikutip Bay of Plenty Times. "Memasang sweater seperti itu pada penguin mungkin justru akan membuat mereka bertambah stres."
Penguin liar seperti itu belum pernah berinteraksi dengan manusia. "Burung itu sudah cukup stres tanpa harus mengenakan sweater," dia menambahkan.
Entah sweater itu baik atau justru membuat penguin stres, yang jelas tumpahan minyak MV Rena amat mengganggu kehidupan burung biru tersebut. Pada saat ini mereka sedang memasuki musim berkembang biak. Mereka terkena genangan minyak ketika berenang ke pantai untuk menemukan liangnya.
Hingga kemarin, tim satwa liar negara berusaha mencegah genangan minyak mencapai daerah konservasi lepas pantai. Lebih dari 10 ton minyak yang bocor dari kapal berbendera Liberia pada Sabtu malam diperkirakan bergerak perlahan menuju utara dan dapat mencapai Pulau Tuhua Mayor, yang berjarak 36 kilometer, pada Rabu mendatang.
Peristiwa tumpahan minyak ini bertepatan dengan masa sejumlah spesies burung pantai yang berada di pulau dilindungi itu bersarang atau memberi makan anak-anak mereka. Tim satwa liar Selandia Baru mengerahkan pesawat untuk melakukan pengamatan udara dan memantau tumpahan minyak baru serta melacak lintasannya.
Rob Service, pejabat Maritime New Zealand, yang bertanggung jawab atas penanganan masalah tersebut, menyatakan bahwa operasi pemulihan minyak yang tumpah itu hanya berhasil mengumpulkan sedikit minyak. "Kami langsung bergerak ketika mendengar ada kebocoran baru, dan mengirimkan empat kapal untuk membersihkannya," ujarnya.Service mengaku kesulitan membersihkan genangan minyak tersebut.
Juru bicara MNZ mengatakan tim satwa liar telah dikirim ke Pulau Mayor untuk menaksir apa yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan daerah konservasi tersebut. Sebagian besar area pulau vulkanik seluas 1.277 hektare itu adalah daerah konservasi. Sebuah suaka laut sepanjang 5 kilometer yang berada di ujung sebelah utara pulau itu membantu memasok stok ikan di area penangkapan ikan terbatas di pulau tersebut.
John Heaphy, petugas konservasi kepulauan dan spesies dilindungi di daerah itu, mengatakan fokus mereka adalah penyelamatan spesies laut. Selama beberapa pekan terakhir, beberapa tim diterjunkan untuk memunguti penguin dan burung yang berlumuran minyak.
Selain penguin biru kecil, pulau itu dihuni oleh beragam burung petrel, camar, dan anjing laut. Mereka hidup berdampingan dengan parkit, kiwi cokelat, tuatara, dan sejumlah spesies lain. "Amat disayangkan kejadian ini bertepatan dengan masa bersarangnya sejumlah spesies," ujarnya.
TJANDRA DEWI | BERABAGAI SUMBER