TEMPO Interaktif, Denpasar - Bentara Budaya Bali menggelar pemutaran film karya sutradara Australia terkenal, Jane Campion, selama dua hari, Kamis dan Jumat, 27 - 28 Oktober 2011. “Film karyanya menjadi cerminan bagaimana perempuan bisa hadir sebagai subjek sekaligus objek,” kata Purnama dari kelompok Sahaja yang mengkoordinir acara tersebut.
Jane Campion yang lahir di Wellington, Selandia Baru, 30 April 1954 memang dikenal sebagai sineas yang acapkali mengisahkan kehidupan perempuan dan seksualitas melalui karya-karya filmnya.
Sarjana Seni lulusan Sydney College of Arts tahun 1979 yang juga belajar antropologi itu merupakan sineas perempuan pertama yang berhasil meraih penghargaan bergengsi Palme d’Or pada Festival Film Cannes kategori film cerita panjang.
Prestasi gemilang itu dicapainya berkat film besutannya, The Piano, pada tahun 1993. Film tersebut mengisahkan tentang peliknya kehidupan perempuan bisu dan anak perempuannya. Film tersebut juga mengantarnya terpilih sebagai nominator Oscar kategori Sutradara Terbaik sekaligus penulis screenplay original terbaik.
Film lainnya adalah Holy Smoke yang dihasilkannya tahun 1999. Film berdurasi 115 menit yang dibintangi Kate Winslet dan Harvey Keitel itu mengisahkan perjalanan pencarian diri seorang gadis muda dan cantik Australia ke India. Sedang In the Cut (2003, 119 menit) mengangkat kisah guru besar sastra di New York yang menjalin kisah cinta erotik dengan seorang detektif polisi yang menyelidiki pembunuhan perempuan muda.
The Piano, Holy Smoke, dan In the Cut, disajikan hari ini, Kamis, 27 Oktober 2011. Sedangkan Jumat, 28 Oktober 2011 akan diputar The Portrait of a Lady (1994, 144 menit) yang dibintangi Nicole Kidman, John Malkovich, dan Barbara Hershey. Film apik itu menampilkan cerita perjalanan seorang perempuan kaya Amerika ke Eropa.
Setelah The Portrait of a Lady, para penyuka film akan menikmati biografi dan roman nan lembut yang dihasilkan Jane Campion melalui filmnya, Bright Star (2009, 119 menit). Film tersebut menuturkan kisah cinta penyair John Keats dam Fanny Brawne yang berakhir singkat dengan kematian Keats pada usia 25 tahun. Bright Star juga membuahkan prestasi karena masuk nominasi Palme D’Or di Festival Film Cannes dan berbagai festival film lainnya.
Pada acara tersebut, film-film karya Jane Campion dibahas dalam diskusi yang menampilkan Luh De Suriyani sebagai pembicara. Wartawati yang menulis di The Jakarta Post dan balebengong.net itu adalah juga aktivis pemerhati perempuan.
Luh De mendirikan dan mengelola Tabloid Kulkul (2003-2008), Media Advokasi HIV/AIDS dan Narkoba di Bali sehingga akrab dengan pekerja seks komersial (PSK), pecandu narkoba, gay, waria, birokrat, aktivis LSM, dan semua hal terkait isu tersebut.
Saat ini Luh De juga mendirikan dan mengelola Sloka Institute, Lembaga Pengembangan Media, Jurnalisme, dan Informasi sebagai perjuangan mewujudkan kebebasan informasi di Denpasar dan Bali.
ROFIQI HASAN