TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian RI menyatakan kesulitan menangkap pelaku penembakan di kawasan tambang PT Freeport Indonesia di Papua karena pelaku berlari dan bersembunyi di hutan.
"Kami masih memburu pelaku penembakan itu. Setiap habis menyerang mobil patroli, mereka langsung berlari," kata juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, ketika dihubungi Minggu 6 November 2011.
Namun, menurut mantan Kepala Detasemen Khusus 88/Antiteror Mabes Polri ini, kondisi di Papua kemarin aman. "Tidak ada kerusuhan. Aman." Penjagaan di sejumlah titik rawan, termasuk di sekitar tambang Freeport, berlangsung lancar. Beberapa kelompok pasukan berjaga seperti biasa.
Petugas keamanan yang berjaga di area PT Freeport, Mimika, tepatnya di Mile 42, sekitar pukul 17.30 WIT pada Sabtu lalu kembali diserang oleh sekelompok orang tak dikenal. Akibatnya, pekerja PT Kuala Pelabuhan Indonesia, Raymond, menderita luka tembak di lengannya.
Namun Indonesia Police Watch (IPW) mengaku mendapat kabar bahwa polisi sejak Jumat siang pekan lalu memprovokasi buruh lokal PT Freeport di tanggul Mile 27. Menurut Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, petugas Brigade Mobil Polri menembak di muka umum tanpa alasan yang jelas. Esoknya, sekitar pukul 12.00, Brimob kembali merapat ke tempat yang sama untuk membongkar tenda para buruh lokal. "Para buruh menilai itu usaha memancing amuk massa," ujarnya pada Sabtu lalu.
Baca Juga:
Konflik polisi dengan buruh lokal PT Freeport telah menyebabkan buruh bernama Petrus Ayamiseba meninggal terkena tembakan dalam bentrokan di Jalan Gorong-gorong, Timika. Kala itu para buruh menggelar unjuk rasa meminta kenaikan upah kepada PT Freeport. l
RINA W | Tjahjono Ep | FRANSISCO R