TEMPO Interaktif, Jakarta -Anggota Fraksi PKB, Abdul Malik Haramain mengaku kecewa dengan tidak ditetapkannya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Kontribusi Gus Dur dalam menjaga pluralisme bangsa layak diganjar gelar pahlawan.
"Kami kecewa Gus Dur belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional," ujarnya melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa 8 November 2011. "Dari sisi sumbangsih dan perannya Gus Dur mestinya sangat layak. Semua orang paham kapasitas Gus Dur terutama dalam memelihara, mengembangkan bahkan memperjuangkan pluralisme, toleransi dan keberpihakannya terhadap keutuhan NKRI."
Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan gelar pahlawan kepada tujuh tokoh nasional. Mereka adalah Sjafruddin Prawiranegara, Idham Chalid, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka, Ki Sarmidi Mangunsarkoro, I Gusti Ketut Pudja,Sri Susuhunan Pakubuwono X, dan Ignatius Joseph Kasimo.
Malik mengatakan, Gus Dur merupakan bapak bangsa yang menjadi teladan bagi kaum muda, terutama dalam menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang toleran. Dari segi administratif, Gus Dur sudah layak mendapat gelar karena sudah memenuhi syarat.
"Gus Dur sudah memenuhi syarat, termasuk usulan resmi dari Pemprov Jawa Timur," ujarnya. Karena itu, ia mengaku akan terus memperjuangkan gelar pahlawan bagi Gus Dur. "Kita akan terus memperjuangkan dan memperluas dukungan agar Gus Dur ditetapkan sebagai pahlawan nasional," ujarnya.
Solahuddin Wahid, adik Gus Dur mengaku tak mempermasalahkan jika pemerintah tak memberikan gelar pahlawan bagi Gus Dur. Gus Sholah sapaan akrabnya, penetapan tokoh sebagai pahlawan merupakan hak dan wewenang pemerintah. "Itu kan hak pemerintah," ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR.
FEBRIYAN