TEMPO Interaktif, Tokyo - Jika sudah beroperasi pada 2016 nanti, seluruh rangkaian kereta Mass Rapid Transit yang beroperasi di Jakarta akan dilengkapi sistem pengamanan terpadu. Sistem ini akan mencegah terjadinya tabrakan kereta.
Sistem pengamanan terpadu itu, menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo, akan berbasis sistem komunikasi yang menghubungkan kereta dengan pusat kontrol. "Jadi, MRT nanti, misalnya, tidak lagi menggunakan tiang sinyal seperti yang sekarang masih dipakai di jalur kereta api," kata Tribudi yang ditemui di tengah acara pameran Mass Trans Innovation Japan 2011 di Makuhari Messe, Tokyo, Jepang, Kamis, 10 November 2011 pagi.
Baca Juga:
Tribudi menjelaskan, setiap rangkaian kereta MRT nantinya akan dilengkapi ATP (Automatic Train Protection). Alat ini secara otomatis akan menghentikan kereta jika terjadi hambatan di jalur rel yang akan dilalui. "Dengan demikian, tabrakan kereta bisa dicegah," kata Tribudi.
Dengan sistem ini, tak perlu lagi tiang sinyal kereta yang sekarang masih umum dipakai. "Nantinya, sinyal dikirim langsung ke kabin masinis, tidak lagi melalui tiang di pinggir rel yang bisa tak berfungsi bila listrik mati," tambah Tribudi lagi.
Sistem pengaman lain adalah Train Automatic Stop Control (TASC). Sistem ini akan menghentikan kereta persis di titik yang ditentukan. Dengan sistem ini, tingkat presisi penghentian kereta agar sesuai dengan pintu masuk penumpang bisa diandalkan.
Baca Juga:
Adapun untuk menjalankan kereta digunakan sistem Automatic Train Operation (ATO). Melalui sistem ini, gerak maju kereta dikontrol agar tepat waktu. "Seluruh modul sistem itu dikendalikan dari pusat kontrol di Stasiun Lebak Bulus," kata Tribudi.
Menurut Tribudi, bagi dia ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam operasi MRT nantinya. "Yang pertama safety. Kedua safety. Dan ketiga safety," kata mantan pengusaha properti ini sambil tersenyum.
Di tempat yang sama, Manpalagupta, Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta, menegaskan bahwa di setiap stasiun penghentian MRT nantinya dilengkapi pagar yang memisahkan penumpang yang sedang menunggu kereta dengan jalur rel yang akan dilewati kereta. "Jadi akan tertutup. Tak ada orang yang bisa jatuh ke rel," kata Gupta.
Ia bercerita, di berbagai negara, stasiun kereta sering menjadi tempat populer untuk bunuh diri dengan terjun ke rel saat kereta tiba. "Itu yang akan kita cegah," kata Gupta.
MRT Jakarta direncanakan akan beroperasi pada 2016 nanti. Jalur tahap pertama yang akan dibangun adalah jalur Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang sekitar 14 kilometer. Sebagian dari stasiun MRT di jalur ini akan berada di bawah tanah. Jalur ini kemudian akan disambung pembangunannya hingga ke Kampung Bandan, daerah Kota.
DARU PRIYAMBODO - TOKYO