TEMPO Interaktif, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Hendardji Soepandji, tak keberatan jika pada saat pemilihan kepala daerah 2012 dipasangkan bersama dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Priya Ramadhani.
"Saya tidak keberatan. Justru semoga arena Panitia Bersama ini bisa menjadi arena perjodohan," katanya dalam Panitia Bersama (Panbers) Pemaparan Pikiran-pikiran Cerdas Bakal Calon Gubernur DKI 2012 "Bangun Jakarta untuk Masyarakat Sejahtera", Sabtu, 12 November 2011.
Hendardji sadar dirinya belum banyak dikenal masyarakat Jakarta. Untuk itu, pria yang akrab dipanggil Bang Adji ini kerap melakukan silaturahmi ke berbagai pihak. Di antaranya keliling-keliling hingga ke level RT/RW, memasang spanduk, dan mendatangi partai-partai politik. "Kalau saya tidak keliling-keliling, gimana orang tahu, bisa terkaget-kaget. Makanya saya kulo nuwun bersilaturahmi," katanya.
Purnawirawan tentara ini mengaku didorong sebagian masyarakat olahraga. Membangun Jakarta, lanjutnya, tidak mungkin sendiri, diperlukan adanya kebersamaan pihak-pihak yang mendukungnya.
"Kalau saya introspeksi, mana mungkin saya punya uang. Tetapi buktinya selama lima bulan ini sosialisasi bisa, dengan kebersamaan bisa. Seperti beras satu ton kalau dibawa 1.000 orang tentu lebih mudah dibawa dibanding hanya satu orang," katanya.
Hendardji berharap bisa membawa tiga nilai olahraga ke dalam Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu kesempurnaan, persahabatan, dan saling menghargai.
Di hadapan sekitar 500 orang massa Panitia Bersama yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Golongan Karya, dan Partai Damai Sejahtera, Hendardji menyampaikan beberapa misi untuk menciptakan Jakarta sebagai megapolitan ramah lingkungan.
Beberapa misi yang diusungnya adalah memberdayakan masyarakat bantaran sungai supaya dipindahkan ke rumah susun hak milik di kawasan tersebut tanpa harus ditransmigrasi, merehabilitasi 700 titik rawan kebakaran, serta menjadikan kawasan Jakarta Utara sebagai wajah kota yang lebih tertata.
"Jakarta Utara harusnya hanya menjadi water transit karena wajah kota, orang dari Bandara Soekarno-Hatta dan Tanjung Priok masuk Jakarta lewat utara, tetapi kekumuhan juga ada di Jakarta Utara," katanya.
ARYANI KRISTANTI