TEMPO Interaktif, Sleman - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus bisa menjelaskan kepada publik tentang rencana membeli pesawat kepresidenan yang mendapatkan kritikan banyak pihak.
“Pemerintah harus bisa menjelaskan dengan terbuka kepada publik soal rencana pembelian pesawat itu, sehingga masyarakat tahu kenapa itu perlu,” kata Kalla usai menghadiri Seminar Nasional Teknologi Industri di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Sabtu 19 November 2011.
Kalla mengaku tidak heran dengan munculnya kritikan terhadap rencana itu. “Apa sih di Indonesia yang tidak dikritik, makanya penjelasan itu perlu segera dilakukan,” ujarnya yang dalam lawatannya itu juga mengecek kondisi aliran Sungai Gendol di Cangkringan, Sleman, yang berhulu ke Gunung Merapi.
Kalla mengungkapkan sejatinya membeli pesawat kepresidenan itu rencana lama, tapi baru akan diwujudkan sekarang. Ia menegaskan pemerintah memang memerlukan pesawat untuk menunjang kegiatan presiden. Ia menjelaskan ada sejumlah pilihan untuk menyediakan pesawat kepresidenan, bisa beli atau sewa.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai rencana pembelian pesawat kepresidenan saat ini kurang tepat. Pembelian pesawat seharusnya tidak dilakukan oleh rezim yang saat ini sedang memerintah karena akan rawan konflik kepentingan.
Pesawat kepresidenan yang akan dibeli itu berjenis Boeing 767 dua lantai. Harganya sekitar US$ 58 juta. Fasilitas dan kabinnya mewah.
PRIBADI WICAKSONO