TEMPO.CO, Jayapura - Hilangnya kapal milik Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang diberangkatkan dari Surabaya pada 28 September 2011 masih menjadi misteri. Dua staf Dinas Perhubungan Wondama yang ikut dalam perjalanan hingga kini tak bisa dihubungi.
Hampir dua bulan lamanya, para keluarga resah menanti kedatangan mereka. “Belum sampai, Pak, kami masih tunggu. Ada informasi katanya kapalnya terbakar,” kata Conny N. Mambobo, istri salah satu staf Dinas Perhubungan, George Mambobo, melalui sambungan telepon, Senin, 21 November 2011.
Ia berpendapat pencarian terhadap suaminya dan awak kapal yang lain disepelekan. “Kami menyesal, Pak. Seharusnya jika sudah ada informasi hilang, itu langsung dicari, bukan lagi menunggu sampai dua bulan,” ujarnya.
Kapal motor Sasar Wondama milik Pemerintah Daerah Teluk Wondama dibeli dengan nilai sekitar Rp 1,8 miliar rupiah. Diduga kapal tersebut terbakar dan tenggelam di perairan Maselempo, Kalimantan Selatan. Saat berangkat kapal itu memuat Kepala Kamar Mesin Socrates Manderi serta empat kru.
George Mambobo dipercaya sebagai nahkoda untuk perjalanan selama 14 hari dari Surabaya ke Wondama. “Pihak keluarga belum diberikan kepastian, apakah pemerintah daerah mau terus mencari atau tidak. Pencarian pertama telah dilakukan, tapi tidak ada hasilnya. Ini ada tunggu pencarian kedua, tapi katanya pemerintah masih tunggu dana lagi,” kata Conny.
Baca Juga:
Pada tanggal 29 September 2011, sekitar pukul 19.00 malam, lanjut Conny, suaminya masih bisa ditelepon. “Itu adalah kontak saya terakhir dengan suami. Setelah itu tidak ada kabar berita lagi.”
Ia sudah melapor ke Kepolisian Resor Wondama dan pemilik kapal di Surabaya. “Pemilik kapal bilang, pencarian sudah dilakukan. Mereka bahkan melaporkan hal itu ke Basarnas dan TNI AL. Namun, setelah kami crossceck ke Basarnas, laporan dari pemilik kapal baru masuk pada tanggal 10 Oktober,” katanya lagi.
Sebelumnya penjabat Bupati Teluk Wondama Zeth Marani mengatakan, peristiwa hilangnya kapal sudah diterima pihaknya. “Pencarian tim SAR dibantu TNI Angkatan Laut masih berlangsung, kita tunggu saja kepastiannya,” kata Marani.
Dinas Perhubungan Teluk Wondama membeli kapal tersebut sebagai kapal perintis yang akan melayani warga Wondama di pesisir pantai dan pulau-pulau. Kabupaten Teluk Wondama dibentuk pada tanggal 12 April 2003. Daerah ini salah satu dari pemekaran Kabupaten Manokwari berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002.
JERRY OMONA