Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Tinggalkan Kebiasaan Berjemur

image-gnews
Wisatawan berjemur di sebuah hotel di pantai Senggigi, Lombok, NTB. TEMPO/Taufik Subarkah
Wisatawan berjemur di sebuah hotel di pantai Senggigi, Lombok, NTB. TEMPO/Taufik Subarkah
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kebiasaan memusuhi sinar matahari, termasuk di pagi hari, sudah mendarah daging bagi sebagian warga kota di Tanah Air. Ada sederet alasan di balik kebiasaan itu. Antara lain, menghindari kegerahan, ogah kulitnya menjadi hitam, atau takut terkena kanker kulit. Padahal, sejak lama, paparan sinar matahari dikenal sebagai sumber alamiah vitamin D yang sangat penting bagi tubuh.

"Kebiasaan itu perlu dipikir ulang. Sebab, penelitian kita menunjukkan mayoritas anak sekolah dasar di Jakarta mengalami ketidakcukupan (insufisiensi), bahkan kekurangan (defisiensi) vitamin D," kata Aman Pulungan dari Divisi Endokrinologi Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta kepada Tempo, di kantornya, Selasa lalu.

Aman dan kawan-kawan melakukan penelitian pada Mei lalu. Sebanyak 120 responden dari dua sekolah dasar di Ibukota menjadi responden. Hasilnya, angka ketidakcukupan mencapai 75,8 persen dan kekurangan vitamin D sebesar 15 persen. Walhasil, yang tubuhnya benar-benar cukup kebutuhan vitamin D hanya 9,2 persen. Temuan lain, siswa perempuan lebih banyak mengalami insufisiensi dan defisiensi vitamin D. Dalam penelitian ini, defisiensi terjadi jika level vitamin D dalam darah kurang dari 15 nanogram/desiliter, insufisien 15-31 ng/dL, dan sufisien jika di atas atau sama dengan 32 ng/dL.

"Ini mengejutkan. Sebab, sejak lama, banyak orang berpikir tak mungkin penduduk Indonesia kekurangan vitamin D karena sinar matahari melimpah," kata Aman. Temuan ini menjadikan Indonesia sama dengan negara-negara yang kaya sinar matahari yang lain, seperti Malaysia, India, Qatar, dan beberapa negara di Afrika. Untuk menguji temuan itu, rencananya, tahun depan, penelitian lintas propinsi akan dilakukan sehingga bisa didapat angka secara nasional.

Selama ini, semua orang mafhum bahwa paparan sinar matahari akan merangsang pembentukan vitamin D di dalam tubuh. Itu sebabnya, kebiasaan menjauhi sinar matahari, sejatinya memang tidak menguntungkan. Nah, untuk menambal kekurangan vitamin D, maka berjemur di bawah siraman sinar matahari, terutama sebelum jam 10 pagi, patut digalakkan. "Tak usah takut panas, paparan sinar matahari tersebut bermanfaat bagi tubuh," kata Aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terpenuhinya Vitamin D di dalam tubuh sangat penting. Selain dari sinar matahari, vitamin ini bisa didapat dari makanan hewani, seperti ikan, telur, susu, atau produk olahannya, seperti keju. Bagi tubuh, vitamin ini memiliki sejumlah peran, antara lain, untuk menjaga kesehatan tulang. Itu sebabnya, kekurangan vitamin ini akan membuat tulang seseorang menjadi tipis dan rapuh akibat keropos. Mengutip sejumlah penelitian, menurut Aman, defisiensi vitamin D juga akan memperbesar resiko terjadinya infeksi berulang, diabetes, terganggunya kekebalan tubuh, dan kanker. Jika sudah berjemur, juga sudah menelan asupan makan bervitamin D, ternyata, masih juga kurang, menurut Aman, "Suplementasi vitamin D secara rutin perlu dilakukan. Hal ini yang belum ada di Indonesia."

Banyaknya anak perempuan yang mengalami insufisiensi dan defisiensi patut menjadi perhatian. Sebab, penelitian terbaru yang digeber dalam forum tahunan American Heart Association di Orlando, Florida, dua pekan lalu, menyebut rendahnya vitamin D potensial mendongkrak terjadinya serangan jantung dan stroke. Hasil itu didapat setelah para peneliti dari negara Abang Sam menganalisis data dalam rentang waktu 16 tahun dari lebih 2.000 wanita berusia 45-58 tahun.

Mereka menemukan 788 wanita yang mengalami defisiensi memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dibanding 1.225 wanita yang kadar vitamin D-nya normal. Angkanya, seperti dilansir HealthDay News, pertengahan bulan ini, "Sebanyak 15 persen dari responden yang mengalami kekurangan vitamin D hidup menderita atau meninggal akibat serangan jantung atau stroke."

DWI WIYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.