TEMPO Interaktif, Birmingham - Tim ahli arkeologi dari University of Birmingham, Inggris, menemukan keberadaan dua lubang besar di sekitar kompleks kuil kuno Stonehenge. Lubang ini membuka penafsiran baru terkait ritual yang dilakukan orang Inggris purba.
Lubang besar ini memiliki lebar 5 meter sedalam 1 meter dan terkubur selama berabad-abad. Sepintas lubang ini tak terlihat sehingga dibutuhkan pemetaan geofisika untuk mengungkap dataran masa lalu yang tertimbun tanah.
Kedua lubang terletak di ujung timur dan barat lintasan sepanjang 2,5 kilometer yang membentang di utara Stonehenge. Jika dilihat dari "batu tumit" yang merupakan bagian Stonehenge, kedua lubang menempati posisi terbit dan tenggelamnya matahari pada pertengahan musim panas. Dari sinilah peneliti beranggapan bahwa Stonehenge bukan satu-satunya lokasi pemujaan di kawasan tersebut.
"Terdapat ritual lain yang melibatkan bentangan lokasi lebih luas," ujar Vince Gaffney, arkeolog dari University of Birmingham, dalam birmingham.ac.uk, 26 November 2011.
Ia menuturkan bagaimana proses pemujaan ini terjadi. Di pagi hari pada pertengahan musim panas, sekelompok pemuja mulai berjalan dari lubang timur. Jika disaksikan oleh pemimpin ritual yang berdiri di sekitar batu tumit, pemuja berdiri di depan matahari terbit. Sepanjang hari, pemuja berjalan menyusuri jalanan sepanjang 2,5 kilometer tersebut sampai berhenti di lubang barat persis ketika matahari terbenam.
Henry Chapman, ahli arkeologi lainnya dari University of Birmingham, mengatakan ritual pada dua lubang besar ini memiliki simbolisme yang menarik. "Untuk menempuh separuh perjalanan, dibutuhkan waktu setengah hari, tepat ketika matahari berada di atas Stonehenge," kata dia. Dengan demikian, peserta ritual akan mengalami pengalaman unik. Sementara perancang lokasi ritual harus memiliki kemampuan pengukuran posisi yang sangat akurat.
Stonehenge merupakan bangunan berusia lima ribu tahun yang berdiri di selatan Inggris. Bangunan ini terdiri dari batu-batu raksasa yang disusun melingkar. Ahli arkeologi menganggap Stonehenge sebagai tempat suci sekaligus alat peramal kedatangan gerhana yang sejak lama dianggap sebagai simbol datangnya bencana.
ANTON WILLIAM