TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk meningkatkan sektor pariwisata dalam negeri, pemerintah membidik negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan beberapa negara yang dibidik untuk menarik wisatawan di antaranya Rusia, Cina, Australia, dan Filipina.
“Kami bidik yang pertumbuhannya dua digit. Ini negara-negara yang pertumbuhannya di atas 10 persen. India juga lumayan potensial,” ujarnya dalam acara pelantikan pengurus pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Ahad, 4 Desember 2011.
Pemerintah menargetkan tahun depan bisa menarik 8 juta wisatawan asing maupun domestik. Sedangkan tahun ini, jumlah wisatawan diperkirakan mencapai 7,5-7,7 juta orang. Sektor pariwisata dinilai akan tetap stabil meski ada krisis ekonomi global sebab pariwisata tidak terlalu rentan dengan krisis.
“Jadi, ini salah satu sektor yang tetap akan punya pertumbuhan positif dibanding sektor lain. Dengan begitu, investasi pariwisata juga bisa meningkat karena investasi pariwisata itu jangka menengah. Perlu dibangun hotel berbintang untuk mengatasi peningkatan wisatawan yang cukup besar,” ujarnya.
Namun diakuinya, sektor pariwisata belum optimal karena masih terkendala masalah infrastruktur. Bahkan daya saing pariwisata Indonesia masih berada di urutan ke-74 dari 133 negara. Indonesia masih dinilai kurang baik untuk sustainable tourism atau dinilai kurang dalam menjaga lingkungan tempat pariwisata.
Untungnya pemerintah telah meluncurkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI). Dengan program itu, diupayakan ada peningkatan pembangunan dan pembenahan untuk jalan, bandar udara, maupun pelabuhan.
“Ini masalah bagaimana kita koordinasikan agar implementasinya berjalan dari daerah dan pusat. Ini juga melibatkan investasi swasta,” katanya.
Selain itu, dalam program MP3EI, khususnya koridor V (Bali dan Nusa Tenggara), telah dikembangkan untuk menjadi gerbang pariwisata dengan nilai investasi mencapai Rp 210 triliun dan 136 proyek.
Program itu dikerjakan dalam 3 sampai 5 tahun ke depan. “Ini bisa dikembangkan karena masih kecil dari potensi yang dimiliki karena kita sebenarnya negeri kepulauan. Perlu dibangun akses jalan, air, dan listrik,” ujarnya.
Mari juga telah menetapkan kawasan ekonomi khusus untuk pariwisata di Pulau Lombok dan Tanjung Lesung. Diharapkan jumlah wisatawan, baik asing maupun domestik, bisa mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah.
ROSALINA