TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mencopot Prabowo Respatiyo Caturroso dari jabatan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pencopotan itu didasarkan pada kinerja Prabowo yang dinilai kurang maksimal. Kinerja itu dilihat dari penyerapan anggaran yang rendah di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Penyegaran saja, waktu itu yang paling rendah di Ditjen Peternakan 2 bulan lalu. Pokoknya karena kinerja secara menyeluruh," kata Suswono saat ditanya alasan pencopotan Prabowo, usai pelantikan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 5 Desember 2011.
Prabowo digantikan oleh Syukur Iwantoro untuk menjabat sebagai Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Syukur merupakan pegawai Kementerian Pertanian eselon I yang sebelumnya dipercaya sebagai Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Investasi Pertanian.
Pelantikan yang dilakukan pagi tadi dihadiri oleh seluruh pejabat Kementerian. Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menegaskan, penggantian pejabat di Kementerian merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak perlu disikapi secara negatif.
Rusman membantah penggantian Prabowo akibat kisruh impor daging pertengahan tahun lalu dan soal lolosnya impor bahan baku ternak meat and bone meals (MBM) tanpa surat persetujuan pemasukan (SPP) di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa minggu lalu. Akibat tidak ada SPP, importasi MBM tersebut sempat tertahan di pelabuhan selama tiga pekan.
"Sementara ini standarnya sudah bagus, tapi kalau ada peluang bisa lebih bagus, kenapa tidak. Yang diganti hanya Dirjen Peternakan, bukan karena ada kasus impor itu," dia menjelaskan.
Dia menyatakan, kasus impor yang sering menjadi pertentangan berbagai pihak itu akan dijadikan sebagai pengalaman ke depan. "Bukan berarti yang lalu kinerjanya tidak bagus. Kisruh impor itu kan pengalaman, kami belajar dari pengalaman ingin lebih bagus dan tertib lagi," ujarnya.
ROSALINA