Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Kolesterol Jahat Intai Warga Jakarta

image-gnews
Kolesterol tinggi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Kolesterol tinggi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta:- Hasil uji darah dari laboratorium membuat dahi Sofyan, 29 tahun, mengernyit. Nilai kolesterolnya selangit. "Aku tanya ke dokter kenapa kurus, kok, kolesterolnya tinggi," kata Sofyan kepada Tempo.

Saat pertama kali tahu kadar kolesterolnya tinggi, pria bertinggi 160 sentimeter ini memiliki berat badan 50 kilogram. Menurut dokter, berat badannya masih terbilang ideal, "Tapi kolesterol bukan soal gemuk atau kurus, tapi soal pola makan dan olahraga," kata Sofyan menirukan penjelasan sang dokter.

Sofyan memang penyuka kuliner makanan laut. Sebulan sekali pasti ia makan menu kepiting, sedangkan masakan udang disantap dua kali dalam sepekan.

Dokter menyuruhnya mengurangi makanan berlemak yang menjadi favoritnya itu. Sofyan pun mengganti sarapannya dengan oatmeal. "Hasilnya, kadar kolesterol jahat mulai turun," ujarnya.

Lain lagi cerita Nisa, 32 tahun, yang dalam tiga bulan terakhir berat badannya naik 5 kilogram. Nisa penikmat masakan cepat saji. Saban bersantap di luar rumah, burger, pizza, dan fried chicken bergantian menjadi santapan.

Beberapa pekan terakhir, rasa nyeri menyergap di sekitar leher dan pundak. Setelah dicek, ternyata kadar kolesterolnya 211, melampaui ambang normal 200. Sejak itu Nisa beralih lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.

Menurut dokter spesialis gizi klinis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Fiastuti Witjaksono, berganti menu makanan memang jalan terbaik demi mengatasi tingginya kadar kolesterol dalam darah. "Yang terbaik memang mengkonsumsi makanan yang serat larut," ujarnya.

Makanan berserat akan mengikat kolesterol sehingga terbawa keluar dari tubuh. Namun, ketimbang oatmeal yang merupakan makanan berserat tak larut, Fiastuti lebih menyarankan sayur dan buah-buahan yang termasuk berserat larut.

Sofyan dan Nisa hanyalah dua dari sebagian masyarakat kota besar di Jakarta yang gagal mengontrol kadar kolesterol. Survei Central Pan-Asian on the Undertreatment of Hypercholesterolemia pada pertengahan 2009 menyebutkan 70 persen penduduk urban Indonesia gagal menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fiastuti sepakat dengan hasil survei itu. Pasalnya, riset Himpunan Studi Obesitas Indonesia pada 2003-2004 menemukan sekitar 40 persen penduduk kota besar di Indonesia tergolong mengalami obesitas. Responden studi itu adalah orang berusia 20-50 tahun yang, menurut pengamatan Fiastuti, justru didominasi mereka yang berusia muda. "Ini angka yang cukup tinggi, apalagi trennya terus meningkat," ujarnya.

Ia menilai tingginya penderita obesitas itu tak lepas dari pola makan kaum urban. Di kota-kota besar, kata dia, makanan yang tersedia justru lebih banyak yang mengandung lemak jenuh, yang bakal membuat kadar kolesterol meroket.

Ada risiko besar yang menanti mereka, yang tinggi kolesterol jahatnya. "Penyakit degeneratif, seperti serangan jantung dan stroke, mengancam mereka," kata Fiastuti.

Dia menyarankan agar kadar kolesterol dicek minimal sekali setahun. Jika hasilnya menunjukkan angka yang tinggi, pola makan harus segera diganti, ditambah olahraga.

Setelah perubahan menu selama enam pekan, kadar kolesterol kembali dites. "Kalau masih tinggi, itu artinya harus dibantu obat antikolesterol."

Bagi mereka yang berpostur kurus pun, Fiastuti mewanti-wanti agar menjaga makanan. Menurut dia, 30 persen kolesterol dalam tubuh dipengaruhi oleh makanan, sedangkan sisanya bergantung pada metabolisme tubuh.

OKTAMANDJAYA WIGUNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?


Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Sekotak sayuran dipajang di kebun seluas 900 meter persegi di atap pusat pemilahan pos,  di Paris, Prancis, 22 September 2017. Kebun ini menanam buah-buahan, sayuran, tanaman aromatik dan obat-obatan. REUTERS/Charles Platiau
Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.


Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. answcdn.com
Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.


Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Ilustrasi pasangan mengecat rumah. shutterstock.com
Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.


Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Ilustrasi Keracunan
Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.


Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock
Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.


Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.


Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Ilustrasi Ibu menyusui. Shutterstock
Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.


Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock
Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.


Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kucing bernama Sam ini memiliki bulu berwarna hitam yang mirip alis. Sepintas ia terlihat seperti karakter kartun yang lucu. Berikut sejumlah kucing dengan corak bulu yang lucu dan unik. Boredpanda.com
Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?