TEMPO Interaktif, Bagdad - Setelah menarik mundur pasukannya pada Rabu, 14 Desember 2011, Amerika Serikat secara resmi mengakhiri perang di negeri itu pada Kamis, 15 Desember 2011. Penarikan pasukan Amerika itu ditandai dengan upacara penurunan bendera. Menteri Pertahanan Amerika, Leon Panetta, mengatakan kebebasan yang diraih bangsa Irak sesuai dengan pengorbanan Amerika Serikat. "Harga dan darah yang harus dibayar untuk berperang sangatlah mahal, tapi itu semua tidaklah sia-sia," kata Panetta.
Senada dengan Panetta, Ketua Gabungan Staff Angkatan Darat Amerika, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan Amerika Serikat mendapatkan hasil yang senilai.
Panetta bergabung dengan para diplomat AS di Bandar Udara Internasional Baghdad dalam upacara penurunan bendera. Ia mendeklarasikan berakhirnya perang Irak dan menyebut kebebasan dan kedaulatan adalah sepenuhnya milik Irak.
Panetta juga berterima kasih kepada 1 juta tentara Abang Sam yang bertugas di Irak sejak invasi pada 20 Maret 2003. Invasi dilakukan dengan dalih menjatuhkan rezim Saddam Hussein dan menghilangkan senjata pemusnah massal. Namun belakangan diketahui senjata-senjata tersebut tidak pernah ada.
Senator John McCain dan R-Ariz mengingatkan Gedung Putih harus berusaha lebih keras lagi untuk memastikan tidak ada kekerasan antarkelompok sektarian di Irak setelah AS hengkang dari negeri itu. Setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki, Presiden AS Barack Obama mengatakan akan terus memberikan bantuan ekonomi dan militer ke Irak.
Hampir 4.500 tentara AS tewas dan 30 ribu lainnya terluka selama delapan tahun terakhir di Irak. Puluhan ribu rakyat Irak tewas dan Saddam berhasil digulingkan setelah mengalahkan pemberontak yang didukung oleh Al-Qaidah.
AP | USATODAY | SATWIKA MOVEMENTI