TEMPO.CO, Yogyakarta - Pesawat Sriwijaya Air jurusan Jakarta-Yogyakarta tergelincir di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, Selasa 20 Desember 2011, sekitar pukul 17.10 WIB. Pesawat itu diduga tergelincir karena hujan deras yang mengguyur Yogyakarta sejak pukul 15.00 WIB.
"Semua penumpang panik saat pesawat tergelincir dan lumpur mengenai jendela pesawat," kata Yohana, 18 tahun, salah satu penumpang di kursi nomor 8 A.
Yohana mengatakan pesawat itu sempat dialihkan ke Bandara Adi Sumarmo Solo karena Adi Sucipto ditutup akibat hujan deras. Tetapi, karena cuaca buruk dan bandara ditutup, pesawat itu dialihkan lagi ke Bandara Juanda Surabaya dan sempat transit.
Karena ada kabar Bandara Adi Sucipto sudah dibuka, maka pesawat diberangkatkan lagi Yogyakarta. Namun saat landing, pesawat tergelincir. "Kami panik, tetapi korban kayaknya tidak ada," kata Yohana.
Menurut salah satu saksi mata, Heru Rubah, salah satu relawan Indonesia (relindo) yang rumahnya dekat dengan bandara, pesawat sempat terbakar di sisi belakang, tetapi langsung dipadamkan petugas.
"Ada dentuman tiga kali, lalu pesawat berbelok ke kiri dan masuk ke lahan tanah," kata Heru.
Pesawat itu saat ini masih berada di sisi paling ujung landasan dan di luar runway tetapi tidak menerjang jalan pemisah antara runway dan persawahan milik warga.
Pihak Angkasa Pura I belum bisa memberi keterangan resmi. Mereka menyatakan masih mendata dan mencari penyebab tergelincirnya pesawat itu.
MUH SYAIFULLAH