TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan terakhir, twit-twit dari komponis Ananda Sukarlan mengungkapkan kekesalannya terhadap kasus “alamat palsu". Melalui akun @anandasukarlan, ia mengisahkan bahwa kantor Yayasan Musik Sastra Indonesia dan Ananda Sukarlan Center dicatut promotor Starlight Management.
"Kami sempat jengkel, beberapa orang yang menanyai konser yang tidak kami selenggarakan," ujar Chendra Tanatan, Manajer Ananda Sukarlan, pada Selasa, 20 Desember 2011.
Chendra sempat heran karena pihaknya selama sebulan terakhir mendapat paket atas nama Starlight ke Jalan RS Fatmawati Nomor 39, Ruko Duta Mas Blok A1 Nomor 11, Kebayoran Baru. "Karena saya merasa tidak kenal, maka dikembalikan semua itu ke jasa layanan," tutur dia.
Setelah paket, berduyun-duyun datang orang-orang yang ingin membeli tiket konser CNBlue, boy band asal Korea Selatan, termasuk dari luar kota. Puncaknya, di akhir pekan lalu, sejumlah orang datang untuk meminta pengambalian uang pembelian tiket.
Tentu saja Chendra bingung. Soalnya saat itu pihaknya tengah menggarap Java New Year Concert yang akan tampil perdana pada 8 Januari 2012. "Hingga akhirnya ada pihak Trans7 yang datang, baru kami sadar kalau alamat kami dicatut," kata dia.
Rumah toko di Jalan RS Fatmawati itu sudah didiami Yayasan Musik sejak dua tahun lalu. Tempat ini merupakan proyek Ananda di Indonesia karena pianis ini tinggal di Spanyol. Kasus "alamat palsu" ini tentu saja mengganggu konsentrasi mereka dalam menyiapkan konser. "Kami sih belum ada niat untuk mengambil tindakan hukum, tapi pengacara yayasan sudah tahu," ujar Chendra.
Berdasarkan penjelasan Starlight Indonesia di situs resmi starlightindonesia.co.cc, pembatalan konser CNBlue pada 26 November 2011 karena ketidaksempurnaan persiapan konser. Tertulis bahwa salah satu poin dari perjanjian adalah untuk memenuhi 80 persen kapasitas venue hingga H-3. Kapasitas lokasi konser di JITEC Mangga Dua Square sebesar 6.500 orang, tetapi hanya laku 3.600 tiket hingga H-2 (24 November 2011).
Starlight menyatakan akan bertanggung jawab penuh terhadap semua pembeli tiket konser ini. Perihal mekanisme pengembalian tiket akan diumumkan secepatnya. Data di situs resmi mereka menyebut baru sekitar 80 orang yang dikembalikan uang tiket dari 3.600 tiket yang terjual. Kini sejumlah pembeli tiket telah mengadu ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia untuk mendapatkan hak mereka.
Hingga saat ini pihak Starlight Management belum bisa dihubungi. Pesan singkat maupun telepon ke staf bernama Melly dan telepon kantor di 021-95722039 tidak berbalas. Begitu pula pertanyaan yang dikirim ke email pr.starlight@yahoo.com dan media.starlight@yahoo.com juga belum dibalas.
DIANING SARI