TEMPO.CO, Surabaya - Panglima Kodam V/Brawijaya, Mayor Jenderal Murdjito, mengatakan tiga anggota Koramil Besuki, Tulungagung, yang diduga terlibat dalam kasus penyelundupan ratusan imigran gelap, dipindahkan dari Detasemen Polisi Militer Madiun ke Markas POM Kodam di Surabaya. "Sejak pagi ini kami tarik dari Denpom Madiun ke POM Kodam,” katanya seusai menghadiri sebuah acara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat, 23 Desember 2011.
Menurut Murdjito, pemindahan dilakukan untuk mempercepat proses pemeriksaan. "Di Madiun sudah dilakukan pemeriksaan awal. Memang ada indikasi keterlibatan mereka,” ujarnya.
Murdjito belum bersedia menjelaskan secara terperinci kesalahan tiga oknum TNI tersebut karena masih dalam proses pemeriksaan. Namun Murdjito mengatakan akan menjatuhkan sanksi sesuai tingkat kesalahan. "Kalau memang meyakinkan, ya bisa saja mereka dipecat," ucapnya.
Murdjito menjelaskan dugaan keterlibatan mereka terlihat dari upaya mereka melakukan tindakan di luar tugas kemiliteran. Atas tindakan indisipliner tersebut, sejak dilakukan proses penyelidikan, tiga oknum TNI itu langsung dinyatakan nonaktif dan telah dilakukan penggantian personel di jajaran Koramil Besuki.
Tindakan penonaktifan ketiganya juga dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada seluruh personel TNI AD supaya tak melakukan kegiatan lain di luar tugas-tugas keprajuritan.
Seperti diberitakan media, tiga oknum TNI itu adalah Pembantu Letnan Satu (Peltu) S, Prajurit Kepala (Praka) K, dan Praka KA. Mereka diduga ikut menyiapkan perahu untuk mengangkut para imigran dari daratan ke tengah laut. Para imigran kemudian dipindahkan ke kapal yang telah disiapkan untuk berlayar menuju ke Australia. Namun, akibat dihantam gelombang tinggi, kapal tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, Minggu, 18 Desember 2003.
Hingga Kamis kemarin, 22 Desember 2011, dari 243 imigran gelap dari sejumlah negara itu, yang telah ditemukan sebanyak 122 orang. Mereka terdiri dari 34 korban selamat yang kini diamankan di Rumah Detensi Imigran Pasuruan, 13 orang ditemukan selamat di Nusa Barong, Jember, serta 75 orang meninggal.
FATKHURROHMAN TAUFIQ