Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembubaran Paksa, Pilihan Terakhir Harus Ditempuh

image-gnews
Wilayah Kabupaten Bima (diberi warna merah) Nusa Tenggara Barat. wikimedia.org
Wilayah Kabupaten Bima (diberi warna merah) Nusa Tenggara Barat. wikimedia.org
Iklan

TEMPO Interaktif, Bima - Tindakan pembubaran paksa ratusan warga Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan polisi. “Seluruh tahapan penanganan terhadap aksi massa sudah dilakukan tapi mereka menolak, bahkan melakukan perlawanan,” kata sumber Tempo di Kepolisian Resor Bima, Sabtu malam ini, 24 Desember 2011.

Penjelasan tersebut dikemukakannya menanggapi pernyataan Ketua Komnas HAM, Ifdhal Kasim. Sebab, apa yang diuraikan Ifdhal bisa menimbulkan penafsiran yang salah di kalangan masyarakat terhadap apa yang dilakukan kepolisian.

Pernyataan Ifdhal dengan nada bertanya, apakah dapat dibenarkan menembaki massa yang tidak bersenjata apalagi sampai menjatuhkan korban. Demikian pula pernyataan yang menyebutkan pentingnya proses dialog dalam penyelesaian masalah di Bima. “Pernyataan seperti itu bisa menimbulkan kesan yang salah dan menyesatkan,” ujarnya.

Sumber tersebut mengutip kembali apa yang sudah dijelaskan Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Brigadir Jenderal Arif Wachyunadi bahwa penanganan terhadap massa yang telah lima hari memblokir Pelabuhan Sape sudah melewati prosedur, yakni pelayanan, pengendalian, penanggulangan, penindakan (4P).

Secara terperinci sumber Tempo tersebut menjelaskan kronologi penanganan terhadap massa. Dimulai pukul 06.00 WITA, tahap pertama berupa upaya negosiasi dengan mengutus Polisi Wanita (Polwan) untuk mendampingi tim negosiator. Namun negosiasi yang berlangsung selama dua jam tak membuahkan hasil. Massa berkukuh tak beranjak dari kawasan pelabuhan. Padahal sudah dijelaskan pemblokiran pelabuhan merugikan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang akan merayakan Hari Natal. Sebab di antara barang yang diangkut oleh ratusan truk yang tertahan selama lima hari –akibat tidak bisa menyeberang, termasuk pernak-pernik natal, seperti pohon natal.

Tahap kedua dilakukan dengan cara meminta massa menyerahkan berbagai senjata tajam yang mereka bawa selama aksi berlangsung. Polisi juga meminya mereka membubarkan diri secara sukarela. Massa diberi waktu satu jam. Selama menunggu waktu tersebut upaya negosiasi terus dilakukan. Namun tetap saja massa menolak.

Tahap ketiga dikerahkan pasukan Pengendali Massa (Dalmas). Mereka ditugaskan untuk mendesak massa agar meninggalkan kawasan pelabuhan. Karena tetap ditolak terjadi aksi saling dorong. Saat itu ketegangan mulai muncul.

Massa mulai mengancam polisi akan melakukan perlawanan, bahkan ada di antara mereka yang menghunus senjata tajam. Sikap massa dihadapi dengan upaya tahap keempat, yakni mendorong massa dengan tongkat yang dibawa setiap anggota Dalmas. Massa justru semakin keras melawan. Salah seorang di antara mereka meminta polisi mundur dengan alasan bahwa massa memerlukan kehadiran Bupati Bima, Ferry Zulkarnain, untuk menjelaskan ijin pertambangan yang diberikan kepada PT Sumber Mineral Nusantara.

Dalam bahasa Bima massa mengatakan polisi yang bertugas saat itu juga orang Bima yang seharusnya membela warga Lambu yang terancam kerusakan lingkungan jika pertambangan emas tetap dilakukan. Kepada massa dijelaskan tersedia jalur hukum untuk mempersoalkan keputusan bupati. Anjuran polisi tidak digubris, bahkan massa bersikeras tidak akan membubarkan diri.

Ditempuh tahap kelima dengan menembakkan gas air mata agar massa membubarkan diri. Massa tak beranjak sehingga dikeluarkan tembakan peringatan ke udara sebagai upaya tahap keenam.

Enam tahapan penanganan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Brigjen Arif Wachyunadi berlangsung hingga pukul 11.00 WITA. Namun karena massa tetap bertahan dan mulai melakukan perlawanan, tindakan pembubaran paksa dilakukan. ”Yang kami hadapi massa dengan jumah ratusan orang. Mereka juga membawa senjata tajam,” paparnya. Selain itu, polisi juga dihadapkan pada persoalan yang tidak mudah karena di antara massa terdapat kaum wanita dan anak-anak usia 10 tahun hingga 17 tahun. Wanita dan anak-anak dijadikan tameng.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti diberitakan sebelumnya, selain mengamankan puluhan orang, polisi menyita puluhan senjata tajam, terdiri dari 20 parang, 4 sabit, 10 tombak, juga ada kampak. Selain itu ada batu-batu besar dan kecil, bom molotov, botol Aqua besar isi bensin. Di antara provokator yang ditangkap bahkan terdapat pelaku tindak pidana yang menjadi DPO atau target pencarian Polga Nusa Tenggara Timur.

Itu sebabnya sumber Tempo tersebut menegaskan, tidak benar pasukan kepolisian saat itu menghadapi massa yang tidak membawa senjata tajam. ”Selama lima hari menduduki pelabuhan, massa tetap melengkapi diri dengan senjata tajam,” ucapnya.

Ihwal timbulnya korban jiwa pun tak dapat dihindari. Meski berhasil dibubarkan secara paksa, massa tidak seluruhnya melarikan diri untuk bersembunyi di berbagai lokasi, termasuk ke atas gunung. Massa bersenjata tajam tiba-tiba muncul dari balik tembok di pinggir pantai menghadang anggota Dalmas yang mengendarai sepeda motor menuju pasar Sape. Anggota pasukan lain yag segera mendapat informasi segera menghadapi massa. Dalam keadaan terancam, tembakan dilepaskan. Di tempat itu seorang di antara massa terjatuh.

Peristiwa serupa juga terjadi di kawasan pelabuhan. Penyerangan terhadap polisi juga dilakukan oleh puluhan orang bersenjata tajam sehingga tembakan terpaksa dilakukan. Salah seorang di antara massa juga terkena tembakan.

Dijelaskan sebanyak sembilan orang yang dibawa ambulan ke Rumah Sakit Umum Bima. Tidak semuanya korban tembakan. Sebab ada juga dua orang anggota polisi yang terkena panah. Setelah menjalani perawatan, dua orang meninggal, masing-masing Arif Rahman, 23 tahun, asal Desa Sumi, Kecamatan Lambu, dan Syaiful, 22 tahun, asal desa yang sama.

Sumber Tempo tersebut juga menjelaskan, selama lima hari aksi pemblokiran pelabuhan Sape berlangsung, polisi telah pula berkali-kali melakukan pendekatan agar massa mengakhiri aksinya karena mengganggu kepentingan umum, terutama arus lalu lintas penyeberangan antara dua provinsi, yakni dari Sape, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke sejumlah pelabuhan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), serta sebaliknya.

Tindakan pembubaran paksa harus dilakukan Sabtu, 24 Desember 2011, karena merupakan hari terakhir menjelang Natal, 25 Desember 2011. Barang serta ratusan warga NTT yang akan merayakan natal harus segera diseberangkan. ”Penolakan massa terhadap tambang silahkan dilakukan melalui cara yang tidak mengganggu kepentingan umum. Kepentingan masyarakat NTT, serta kelancaran arus perekonomian di pelabuhan menjadi pertimbangan sehingga pemblokiran pelabuhan harus diakhiri,” ucapnya.

JALIL HAKIM


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 hari lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

15 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

16 hari lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

17 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

22 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

23 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

23 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

23 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

23 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

52 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.