TEMPO.CO, Makassar - TNI Angkatan Laut Lantamal VI menggagalkan pengiriman 34.245 kilogram bahan baku pembuatan bom ikan. Bahan kimia itu dimuat tujuh truk di pelabuhan penyeberangan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Saat penangkapan, Kepala Dinas Penerangan Lantamal VI Mayor Laut Darmawangsah mengatakan truk beserta muatan telah diserahkan ke Pos Kesatuan Polisi Pengamanan Pantai Mamuju. Bahan kimia ini biasa digunakan nelayan sebagai bom ikan.
"Barang yang diamankan berupa bahan kimia pupuk jenis Potassium Chloride, Bentonite, dan Barite 40 SX yang digunakan untuk buat bom ikan," kata Darmawangsah, Jumat 30 Desember.
Bahan yang bisa dibuat bahan peledak itu, menurut Darmawangsah, rencananya akan dikirim ke Banjarmasin melalui jalur laut. Penangkapan dilakukan setelah personel TNI di pelabuhan mencurigai muatan truk tersebut.
Berdasar keterangan Serda Marinir M. Ridho, yang berjaga di Pos TNI AL Mamuju, awalnya salah satu sopir truk mengaku membawa semen. "Setelah diperiksa kelengkapan dokumen dan muatan ternyata ketujuh truk itu membawa bahan kimia yang terbungkus plastik tembus pandang," kata Darmawangsah.
Kepala Bagian Ops Dirpolairut Polda Sulawesi Selatan-Barat AKBP Risman mengaku adanya penyitaan 32 ton bahan kimia tersebut. "Truk dan barang bukti serta sopir masih diproses di Polres Mamuju," kata Risman.
Sementara itu di perairan Bulukumba-Selayar telah terjadi kecelakaan laut, yakni KM Fajar GT 15 dari Bulukumba tujuan Selayar mengalami kebakaran. Kapal memuat bensin 20 ton dan 5 ton solar. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 8.00 pagi. Kapal ditumpangi empat orang yang terdiri dari nakhoda dan tiga awak kapal.
“Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Semuanya selamat. Jarak kapal saat kejadian baru 2,15 mil dari Dermaga Lappee Bulukumba," kata Risman.
TRI YARI KURNIAWAN