Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Rebutan Pacar di Balik Pembakaran Pesantren

image-gnews
Ketua komunitas Syiah Sampang Ali Murtadha alias Tajul Muluk (Kiri) bersama kakaknya Aklil Al-Milali (kanan) ketika memberikan testimoni kasus penyerangan kaum syiah di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Senin (02/01). TEMPO/Fatkhurrohman Taufiq
Ketua komunitas Syiah Sampang Ali Murtadha alias Tajul Muluk (Kiri) bersama kakaknya Aklil Al-Milali (kanan) ketika memberikan testimoni kasus penyerangan kaum syiah di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Senin (02/01). TEMPO/Fatkhurrohman Taufiq
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ali Murtadha alias Tajul Muluk, pemimpin kelompok Syiah Sampang, Madura, Jawa Timur, mengakui terlibat perselisihan dengan adik kandungnya sendiri, Roisul Hukama. Si adik ini menganut Sunni. Perselisian ini diakuinya memperuncing pertikaian antara Sunni-Syiah yang ada di daerahnya.

"Perselisihan dengan adik saya dimulai 2009 lalu, memang masalah perempuan. Pacar atau tunangan dia saya ambil," kata Tajul Muluk ketika memberikan keterangan pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, Jalan Kidal Surabaya, sore tadi, 2 Januari 2012.

Menurut Tajul, adiknya memang tak bisa menerima pacarnya dia ambil. "Padahal kan itu biasa, saat itu kan belum dinikahi," ujar dia. Perselisihan inilah yang menurut dia memperuncing akar masalah yang terjadi di Sampang.

Tajul menambahkan, ketegangan antara Syiah dan Sunni di daerahnya dimulai sekitar tahun 2004 silam. Saat itu, entah asalnya dari mana, terjadi provokasi kepada masyarakat sekitar yang menyatakan Syiah sesat. Puncaknya, pada 2006, sekitar lima ribu warga dari tiga kecamatan di sekitar itu berunjuk rasa dan minta aktivitas Pesantren Misbachul Huda yang diasuh Tajul dihentikan.

Saat unjuk rasa itu, tambah Tajul, ia dipaksa oleh polisi untuk menandatangani kesepakatan yang berisi tak akan mengajarkan aliran Syiah di sekitar daerah itu. "Saya sebenarnya tidak mau tanda tangan, tapi dipaksa dengan dalih untuk menenangkan warga, nanti polisi berjanji akan memperbolehkan lagi Syiah diajarkan," ujar dia.

Dan sejak saat itulah, hampir tiap tahun, keberadaan komunitas Syiah di kawasan itu selalu diusik oleh warga sekitar. Apalagi setelah ada perselisihan antara Tajul dan Roisul Hukama. Perselisihan antara Syiah dan Sunni di Sampang ini pun sebenarnya pernah didamaikan oleh Komnas HAM pada 28 Oktober 2011 lalu. Saat itu Komnas HAM telah mempertemukan Tajul dan Roisul Hukama di Hotel Santika Jemursari, Surabaya, untuk menandatangani kesepakatan perdamaian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklil al Milal bin Makmun, kakak kandung dari Tajul dan Roisul Hukama, membenarkan masalah perempuan ini. Menurut dia, dua adiknya itu memang mendirikan dua pesantren berbeda. Meski berbeda, kedua pesantren ini cukup dekat karena hanya berjarak tak lebih dari 500 meter dan sama-sama berada di Dusun Nang Kernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang.

"Semula tidak masalah, dan puncaknya seorang santri putri Roisul itu mungkin akan dinikahi oleh Rois, tahu-tahu diambil oleh Tajul," kata Iklil. Diambil, tambah dia, bukan untuk dinikahi oleh Tajul sendiri, melainkan dinikahkan dengan seorang santri pria dari Tajul.

Meski ada perselisihan tersebut, sejak 28 Oktober 2011, dengan bantuan Komnas HAM sebenarnya mereka telah dipersatukan dan kedua belah pihak merasa tidak ada masalah lagi, hingga akhirnya ada aksi pembakaran yang terjadi beberapa waktu lalu.

Iklil menambahkan, kaum Syiah di Sampang tersebar di dua dusun, yaitu Dusun Gading Laok, Desa Blu'uran, dan Dusun Nang Kernang, Desa Karang Gayam. Keduanya berada di Kecamatan Omben, Sampang. Di dua dusun itu setidaknya terdapat 135 keluarga Syiah.

FATKHURROHMAN TAUFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

27 Juni 2019

Seorang pengunjuk rasa memegang poster selama protes menentang aksi main hakim sendiri sampai mati terhadap seorang pria Muslim Tabrez Ansari oleh gerombolan Hindu, di Kolkata, India, 26 Juni 2019. [REUTERS / Rupak De Chowdhuri]
Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama

Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.


SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

20 Februari 2018

Petugas kepolisian melakukan olah TKP kasus penyerangan di Gereja Santa Lidwina, DI Yogyakarta, Minggu (11/2)11 Februari 2018. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan gereja ini. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
SETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian

Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.


Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

26 September 2017

Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat berkunjung ke Gedung KPK guna melakukan kerjasama dalam bidang pengawasan pajak Provinsi DKI Jakarta, 25 September 2017. Tempo/Muhammad Irfan Al Amin
Kasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran

Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.


Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

26 September 2017

Pembentukan Forum Komunikasi Antar Agama dan Suku untuk Rusun Pulogebang pada Senin, 25 September 2017, di Rusun Pulogebang. Pembentukan forum ini dipicu kasus kebaktian Pulogebang. Warga Rusun Pulogebang
Rusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi

Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.


Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

26 September 2017

Surat permintaan maaf dari Nasoem Sulaiman alias Joker. Surat ini dibuat Nasoem setelah proses media bersama pihak jemaat KGPM Sidang Daniel, warga dan Polsek Cakung, Jakarta Timur. FOTO: Dokumentasi Warga
Polisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang

Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .


Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

26 September 2017

Surat permintaan maaf dari Nasoem Sulaiman alias Joker. Surat ini dibuat Nasoem setelah proses media bersama pihak jemaat KGPM Sidang Daniel, warga dan Polsek Cakung, Jakarta Timur. FOTO: Dokumentasi Warga
Kasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...

Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.


Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

25 September 2017

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait berkunjung ke lokasi penggusuran di Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta, 19 April 2016. TEMPO/Rezki
Komnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut

Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.


Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Pria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun

Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang


Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Sisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang

Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.


Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

25 September 2017

Kondisi Noesam Sulaiman setelah dipukuli beberapa orang tak dikenal, sore menjelang Maghrib, 24 September 2017. Dok. warga
Begini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang

Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.