TEMPO.CO, Jakarta -Pengusaha kendaraan bermotor tetap yakin angka penjualan kendaraan bermotor bakal naik walau ada pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Kebutuhan masyarakat atas kendaraan bermotor pribadi terus tumbuh,” ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, Selasa, 3 Januari 2012.
Ia menilai banyaknya permintaan kendaraan bermotor, khususnya roda dua, disebabkan karena jalanan yang macet. “Orang terpaksa menggunakan sepeda motor agar lebih efisien waktu tempuh berkendaranya," kata Gunadi.
Terlebih lagi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus naik dan daya beli masyarakat yang juga semakin meningkat. Karenanya, masyarakat mau menyisihkan uangnya untuk membeli kendaraan pribadi. Sehingga pembatasan penggunan BBM tidak akan mempengaruhi angka penjualan kendaraan bermotor secara signifikan.
Menurutnya, masyarakat membutuhkan ketepatan waktu dalam berkendaraan. “Tetapi sekarang di Jakarta sulit untuk tidak berhadapan dengan macet,” katanya. Sedangkan macet menyebabkan waktu berkendara menjadi lebih lama.
“Mau naik transportasi massal juga sama saja,” katanya.
Fasilitas transportasi massal, kata Gunadi, juga tidak begitu baik. Kenyamanannya masih kurang dan ketepatan waktunya masih buruk. Hal tersebut yang masih akan membuat penjualan kendaraan pribadi tetap naik.
“Masyarakat juga merasa kendaraan pribadi jauh lebih cepat dan nyaman,” ucapnya.
Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan bermotor di Indonesia meningkat 10 persen. Pada tahun 2011 setidaknya terdapat 880.000 unit mobil terjual. Gaikindo juga memprediksi pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor tahun ini juga mencapai 10 persen.
Gunadi menjelaskan, jika pemerintah mau menambah infrastruktur dan memperbaiki fasilitas kendaraan umum, maka dengan sendirinya penggunaan BBM akan turun. Dan akhirnya akan menurunkan anggaran subsidi BBM juga.
RAFIKA