Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kak Seto Anggap Vonis Bersalah Nodai Hidup AAL  

image-gnews
Sejumlah anak mengumpulkan sandal di posko seribu sandal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Selasa (3/1). Aksi tersebut sebagai bentuk sindiran atas kasus yang menimpa seorang pelajar SMKN 3, Palu yang diancam hukuman 5 tahun penjara karena mencuri sandal milik anggota Brimob dan rencananya sandal yang terkumpul diserahkan ke Mabes Polri. TEMPO/Aditia Noviansyah
Sejumlah anak mengumpulkan sandal di posko seribu sandal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Selasa (3/1). Aksi tersebut sebagai bentuk sindiran atas kasus yang menimpa seorang pelajar SMKN 3, Palu yang diancam hukuman 5 tahun penjara karena mencuri sandal milik anggota Brimob dan rencananya sandal yang terkumpul diserahkan ke Mabes Polri. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Seto Mulyadi kecewa dengan putusan bersalah bagi terdakwa pencurian sandal, AAL. "Banyak keganjilan pada putusan, ini menodai riwayat hidup AAL," ujar Seto ketika dihubungi, Rabu 4 Januari 2012.

Seto menganggap rekonstruksi yang dilakukan penuh rekayasa. Sebab pada saat kejadian, AAL bersama dengan FD dan MSH bukan mencuri sandal tetapi mengambil sandal yang tergeletak. Selain itu yang diputuskan bersalah hanya AAL. "Sama halnya seperti pemulung yang mengambil benda tak bertuan, bukan pencuri," katanya.

AAL diputuskan bersalah oleh Hakim Kejaksaan Negeri Palu, Sulawesi Tengah. Putusan yang diterima sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yaitu dikembalikan kepada orang tuanya.

Seto yang mendampingi persidangan sempat berbincang dengan Kapolda Sulawesi Utara usai putusan sidang. Menurutnya pembicaraan seputar tanggapan hasil putusan. Dia meminta Kapolda serius menindaklanjuti kasus-kasus yang melibatkan anak di bawah umur. "Harus ada pendampingan dari polisi agar tidak semua kasus dibawa ke pengadilan, sebab penjara bukanlah untuk anak."

Selama persidangan AAL terlihat tenang dan tidak tertekan. Selama seminggu ke depan, pihak keluarga dan pengacara berembuk dalam membuat putusan keberatan atau tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus mencuat saat tiga remaja AAL, 15 tahun, FD (14), dan MSH (16) dituduh mencuri sandal dua petugas kepolisian, Briptu.Rusli dan Simson Sipayung. Rusli dan Simson diduga menganiaya ketiga remaja. Orang tua AAL melaporkan kedua polisi ke Propam Polda. Tak terima dengan laporan, Rusli dan Simson berbalik menuntut AAL.

SATWIKA MOVEMENTI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

6 Oktober 2021

Menko Polhukam Republik Indonesia, Mahfud MD (kanan) disambut Jaksa Agung Republik Indonesia ST Burhanuddin saat tiba di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin, 15 Maret 2021. Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk berkoordinasi serta membahas penanganan sejumlah kasus korupsi. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

Jaksa Agung menjelaskan, penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif merupakan terobosan hukum yang diakui dan banyak diapresiasi.


Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

11 Agustus 2015

therecycler.com
Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

Nenek Oyoh memilih tertunduk lesu, ketika Jaksa Mumuh membacakan dakwaan, atas tuduhan pemalsuan surat tanah yang kini menjerat dirinya.


Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

10 Juni 2015

AP/Corpus Christi Caller-Times, Michael Zamora
Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

Heri menduga kasus yang menimpa istri dan anaknya penuh rekayasa.


Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

14 April 2015

Nenek Asyani, 63 tahun, menjalani sidang keempat kasus pencurian kayu di Pengadilan Negeri Situbondo, 16 Maret 2015. TEMPO/Ika Ningtyas
Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

Menteri Yohana datang secara khusus ke Kabupaten Situbondo,
Selasa, 14 April 2015 untuk menemui Asyani.


Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

19 Maret 2015

Nenek Asyani, 63 tahun, menjalani sidang keempat di Pengadilan Negeri Situbondo, 16 Maret 2015. TEMPO/Ika Ningtyas
Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

Sang nenek berusia 63 tahun itu mengatakan terpaksa datang ke
pengadilan meski kondisinya belum sehat.


Melankoli Komunal

23 Februari 2015

Melankoli Komunal

Tentang hzn ini sama dengan gagasan yang dikemukakan dalam The Anatomy of Melancholy, buku Richard Burton yang penuh dengan teka-teki filosofi tetapi menghibur dari awal abad ke-17.


Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

2 September 2014

Ilustrasi seks. TEMPO/Agus Supriyanto
Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

Meski Sri telah resmi berganti status kelamin, namun namanya belum berubah lantaran tidak mengajukan permohonan pergantian nama.


Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

25 September 2013

Sxc.hu
Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

Tanaman Lantebung itu dicabuti para terdakwa karena tumbuh di lahan perkebunan yang belum diketahui pemiliknya.


Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

13 Juli 2013

TEMPO/Aditia Noviansyah
Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

Ada berita acara pemeriksaan dimana Samuri mengakui sudah mencuri benda milik perusahaan.


Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

8 Juli 2013

Pabrik Holcim.  wikimedia.org
Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

Buruh itu melaporkan hakim Cibinong ke Komisi Yudisial.