TEMPO.CO, Wellington - Balon udara yang membawa 11 penumpang berubah menjadi balon api pada Sabtu, 7 Januari 2012, setelah menabrak tiang listrik di kawasan pedesaan Selandia Baru. Kejadian tersebut merupakan kecelakaan udara terburuk di Selandia Baru selama 50 tahun terakhir.
Dua penumpang yang akhirnya juga tewas sempat lompat dari keranjang balon udara. Tetapi mereka jatuh dan tak terselamatkan nyawanya. Begitu pula balon dan sembilan penumpang lainnya. Bangkai balon dan jasad korban ditemukan di kawasan pertanian Clareville dekat Kota Carterton, bagian utara Selandia Baru.
Saksi mata, Bevan Lambess, menuturkan ia melihat balon mulai terbakar dengan satu tali menjuntai. "Aku pikir itu tali, tetapi setelah didekati, itu adalah kabel listrik yang tersangkut di keranjang balon," ujar dia. Balon terbakar pada jarak 15 meter di atas tanah.
Saat kejadian, cuaca di kawasan tersebut dilaporkan cerah tak berawan dan sedikit berangin. Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi Selandia Baru telah mengambil alih kasus ini.
Hingga saat ini baru pilot sekaligus pemilik balon, Lance Hopping, yang sudah teridentifikasi sebagai salah satu korban. Hopping adalah penerbang bersertifikat dan berpengalaman. Ia acap menyelenggarakan acara balon udara.
NYTIMES | BBC | DIANING SARI