TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengatakan lembaga yang dipimpinnya tak tinggal diam menyikapi kondisi mutakhir di Aceh. Pemimpin Dewan, kata dia, akan membicarakan kasus ini secara internal sebelum dibahas di Komisi Politik Dalam Negeri.
"Nanti kalau ada yang perlu dibahas dengan Presiden, kami bahas dengan Presiden," kata Marzuki di gedung MPR/DPR, Senin, 9 januari 2011. Pemimpin DPR, lanjut Marzuki, juga akan meminta tim pemantau otonomi khusus untuk turun ke Aceh.
Marzuki melanjutkan pemerintah harus bisa memulihkan keamanan di Aceh. Sebab, kondisi keamanan di provinsi Serambi Mekah itu kian mengkhawatirkan. "Itu tugas pemerintah untuk mengamankan," katanya.
Selama Desember-Januari Aceh diteror insiden penembakan. Korban yang tewas mencapai lima orang dan delapan lainnya luka-luka. Kasus pertama terjadi penembakan di Ulee Kareng, Banda Aceh, pada malam pergantian tahun 2011, satu penjaga toko boneka tewas.
Penembakan kedua juga terjadi pada malam tahun baru. Pekerja penggali kabel serat optik milik perusahaan telekomunikasi di Bireun ditembak orang tak dikenal. Tiga tewas dan tujuh lainnya terluka dalam insiden ini.
Kasus terakhir terjadi pada Senin malam, 1 Januari 2012, di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. Seorang petani tewas dan seorang lainnya luka-luka.
NUR ALFIYAH