TEMPO.CO, Jakarta–Ancaman Banjir pada awal 2012 sudah di depan mata. Menghadapi air bah yang akan mengepung Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup akan membuat 50 sumur resapan dan lubang resapan biopori di bantaran Sungai Ciliwung.
"Karena curah hujan yang sangat tinggi, masyarakat diimbau turun langsung membuat lubang resapan biopori di sekitar Sungai Ciliwung," kata Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya dalam Konfeensi Pers Antisipasi Banjir dan Longsor 2012 di Kementerian Lingkungan Hidup, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Kamis 12 Januari 2012.
Menurut mantan Rektor Universitas Cendrawasih ini masyarakat harus terlibat. Pasalnya yang terkena dampak banjir pertama kali adalah masyarakat juga. Jika masyarakat ikut membuat sumur resapan dan biopori, air hujan akan meresap ke dalam tanah, tidak lagi menggenang dan masuk ke permukiman warga.
Balthasar menambahkan perilaku buang sampah sembarangan oleh masyarakat sekitar sungai harus diubah. Sebab buang sampah sembarangan dapat memperburuk bencana banjir. Apalagi banjir di Jakarta juga akan diperparah dengan kiriman air dari Bogor dan Depok.
Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, curah hujan di Pulau Jawa pada Januari 2012 diprediksi sangat tinggi antara 300-500 mm. Curah hujan yang tinggi, kata Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat, Harmono Sigit, juga masih terjadi hingga Februari. “Baru menurun pada Maret,” ujar dia.
Kementerian bersama dinas yang terkait sebenarnya sudah memiliki master plan penanganan banjir, tapi belum berjalan. "Jadi antisipasi banjir jangka pendek kali ini akan dibuat 50 sumur resapan di sekitar Ciliwung bersama dengan warga sekitar," kata Sigit.
Sementara di daerah selain Ciliwung banjir tidak terlalu mengkhawatirkan. "Hal ini disebabkan oleh sudah beroperasinya Kanal Banjir Timur dan Kanal Banjir Barat," kata Sigit.
INU KERTAPATI