TEMPO.CO, Jakarta - Selestinus Angela Ola, bekas ajudan pribadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun, mengatakan mantan bosnya itu menyuap pejabat DKI Jakarta saat menjadi calo tanah kuburan.
Menurut Selestinus, praktek makelar itu berjalan mulus karena Jhonny dibantu pejabat Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta. Dia menegaskan Endan Sjuhada, pemimpin proyek pembebasan lahan yang juga Kepala Bidang Perpetakan dan Penggunaan Tanah Makam Kantor Pemakaman DKI Jakarta, kecipratan fulus dari Jhonny Allen. “Endan itu untung besar,” katanya kepada Tempo, pekan lalu.
Ia menunjukkan sejumlah kuitansi serah terima duit dari Jhonny Allen kepada Endan. Dalam kuitansi tertanggal 9 Desember 2008 atau sehari setelah jual beli tanah, Jhonny menyorongkan duit Rp 150 juta. Duit diantarkan Mastuti Betta, seorang notaris, ditemani asistennya. Mastuti belum bisa dimintai konfirmasi soal ini.
Menurut Selestinus, total duit yang diserahkan bekas bosnya kepada Endan mencapai Rp 550 juta. Dari bukti kuitansi diketahui duit diberikan antara Mei dan Desember 2008. Artinya, Endan dan Jhonny telah berhubungan sebelum Jhonny, lewat anak buahnya, membeli tanah-tanah penduduk.
Proyek pembebasan lahan di Pondok Ranggon satu paket dengan pembebasan lahan di lima pemakaman lain, yakni Pondok Kelapa, Tegal Alur, Rorotan, Jeruk Purut, dan Tanah Kusir Utara, oleh Kantor Pelayanan Pemakaman DKI--kini Dinas Pertamanan dan Pemakaman--pada 2008. Kantor Pemakaman ketika itu memiliki anggaran lumayan untuk pembebasan lahan. Dari Rp 134,6 miliar yang diusulkan pada awal tahun, pembebasan lahan makam akhirnya disetujui lebih dari Rp 51 miliar.
Sebelumnya, Selestinus Angela melaporkan bosnya ke KPK dengan membawa segepok bukti dugaan suap dalam percaloan tanah kuburan yang terjadi 2008 lalu. Praktek makelar ini, menurut Selestinus, melibatkan dirinya. Dia mengaku mengaku pernah “membeli” tanah warga di sebelah makam Pondok Ranggon, lalu melegonya lagi ke Kantor Pelayanan Pemakaman DKI Jakarta. Ia menyatakan ketika itu makelar tanah menangguk untung bersih Rp 11 miliar dari 35.344 meter persegi lahan yang dibebaskan.
Jhonny cuma keluar duit Rp 11,9 miliar, terdiri dari Rp 10,1 miliar untuk membayar tanah penduduk, sisanya dipakai untuk membayar pajak dan pelicin kepada pejabat. Adapun Pemerintah DKI Jakarta, lewat Kantor Pelayanan Pemakaman, harus mengucurkan Rp 22,9 miliar untuk membeli tanah dari Jhonny.
Saat dikonfirmasi, Jhonny Allen tak menyangkal terlibat praktek makelar tanah di Pondok Ranggon. “Apakah salah kalau saya beli tanah, lalu menjualnya lagi dengan harga lebih tinggi?” katanya. Soal dugaan aliran duit ke Endan Sjuhada, Jhonny berujar, “Tanyakan saja ke Endan, betul enggak dia terima dari saya?” Jhonny menuding Selestinus mengungkap kasus ini karena hendak memerasnya. Selestinus mematahkan tudingan bekas bosnya: “Kalau saya memeras, buat apa lapor KPK?”
ANTON SEPTIAN