TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan jajarannya akan mengecek siapa yang menaruh parang di tangan Made Aste, yang tewas tertembak. Parang yang diletakkan di tangan Made terekam dalam video.
"Saya akan laporkan apa yang ada di lapangan nanti berdasarkan sumber lain yang kami gunakan," kata Saud dalam konferensi pers, Sabtu, 21 Januari 2012.
Menurut dia, Brigadir Satu Septiawan sudah menjalani hukuman disiplin dan proses sidang pidana. "Jika ada rekayasa dalam video, akan ketahuan di persidangan. Kalau jaksa sudah memutuskan adanya rekayasa, maka kami akan proses pidana anggota kepolisian itu," ujar Saud.
Dia menjelaskan Brigadir Satu Septiawan menembak Made Aste karena yang bersangkutan berusaha membacok Ajun Komisaris Besar Priyo Wiro Nugraha dengan parang. "Nah, kalau memang ada rekayasa, tidak akan nyambung videonya," kata dia.
Made Aste tewas dalam bentrok yang terjadi di Register 45, Mesuji, Lampung, area perkebunan sawit yang dikelola oleh PT Silva Inhutani. Berdasarkan rekaman video yang dimiliki Tim Gabungan Pencari Fakta Mesuji, terlihat semula di tangan Made Aste tidak terdapat parang.
Beberapa saat kemudian, dalam kerumunan aparat dan warga, tangan kanan Made seolah-olah memegang parang. Dalam video terekam seorang petugas membetulkan posisi parang di tangan Made yang sempat lepas.
Komisi Hak Asasi Manusia dan Tim Gabungan Pencari Fakta terus menelusuri kemungkinan adanya rekayasa atas kematian Made. Sejumlah saksi dari pihak keluarga korban menyebutkan, ketika Made terlibat bentrok, ia tidak membawa senjata tajam.
AFRILIA SURYANIS