TEMPO.CO, California - Etta James, penyanyi blues legendaris, yang terkenal dengan hit At Last meninggal pada Jumat pagi di Riverside, California. Dia wafat di usia 73.
Manajernya, Lupe De Leon, mengatakan penyebab kematiannya adalah komplikasi leukemia. Etta, yang meninggal di Riverside Community Hospital, telah menjalani perawatan untuk beberapa penyakit, termasuk leukemia dan demensia. Dia juga tinggal di Riverside.
Etta mencatatkan namanya pada 1950-an dengan single seperti Good Rockin’ Daddy. Dia masuk dalam the Rock and Roll Hall of Fame dan the Blues Hall of Fame.
Dia juga sangat menikmati menyanyikan lagu pop standar, seperti yang dilakukannya pada tahun 1961 dengan At Last, yang ditulis pada tahun 1941 dan awalnya direkam oleh orkestra Glenn Miller.
Dan di antara empat Grammy Awards miliknya (termasuk penghargaan lifetime-achievement di tahun 2003) salah satunya untuk penyanyi jazz terbaik, yang dia menangkan pada tahun 1995 untuk album Mystery Lady: Songs of Billie Holiday.
Terlepas dari bagaimana ia dikategorikan, dia dikagumi. Mengekspresikan sentimen umum, Jon Pareles dari The New York Times menulis pada 1990 bahwa ia "salah satu penyanyi besar dalam musik populer Amerika".
Etta sendiri menjalani karier naik-turun. Sebagian karena perubahan selera penonton, tetapi sebagian besar karena masalah obat-obatan.
Dia memiliki kebiasaan menggunakan heroin di tahun 1960. Setelah mengatasi kebiasaan itu pada 1970-an, ia mulai menggunakan kokain. Dia terus terang menggambarkan perjuangannya melawan kecanduan itu dan berbagai perjalanannya ke pusat rehabilitasi dalam otobiografinya, Rage to Survive, ditulis bersama David Ritz (1995).
Etta James lahir dengan nama Jamesetta Hawkins di Los Angeles pada 25 Januari 1938. Ibunya, Dorothy Hawkins, berusia 14 pada saat itu; ayahnya telah lama pergi, dan Etta tidak pernah tahu pasti siapa ayahnya, meskipun dia ingat ibunya mengatakan padanya bahwa ayahnya adalah Rudolf Wanderone, lebih dikenal sebagai Minnesota Fats. Dia dibesarkan oleh orang tua asuh dan pindah ke San Fransisco dengan ibunya ketika ia berusia 12.
Dia mulai menyanyi di Gereja Baptis St Paulus di Los Angeles pada usia 5 tahun dan beralih ke musik sekuler saat remaja, dengan membentuk grup vokal bersama dua orang teman. Dia berusia 15 ketika membuat rekaman pertama, Roll With Me Henry, yang berisikan liriknya sendiri untuk hit Hank Ballard and the Midnighter saat itu, Roll With Me Annie. Karena dikomplain terlalu sugestif, judulnya diubah menjadi The Wallflower, sementara lagunya tidak berubah.
The Wallflower menduduki peringkat 2 di daftar rhytm and blues pada tahun 1954. Seperti sering terjadi pada rekaman artis kulit hitam, versi ringannya segera direkam oleh penyanyi kulit putih dan menemukan khalayak yang lebih luas. Versi Georgia Gibbs, dengan judul dan lirik diubah menjadi Dance With Me, Henry, menjadi hit nomor 1 di tahun 1955.
Setelah beberapa dekade tur, rekaman untuk berbagai label dan melayang masuk dan keluar dari mata publik, Etta menjadi berita pada tahun 2009 setelah Beyonce Knowles merekam At Last menurut versinya. Beyonce juga menyanyikan lagu itu pada pelantikan Presiden Obama di Washington.
Etta meninggalkan suaminya selama 42 tahun, Artis Mills, dua putra, Donto dan Sametto Yakobus, dan empat cucu.
Meskipun hidupnya diwarnai kesulitan hingga akhir--suami dan anak-anaknya berebut atas aset miliknya--Etta mengatakan dia menginginkan musiknya untuk mengatasi kesedihan, bukan ingin mencerminkan kesedihan.
"Banyak orang berpikir blues adalah depresi," katanya kepada The Los Angeles Times pada tahun 1992. "Tapi itu bukan blues yang saya nyanyikan. Ketika saya bernyanyi blues, saya menyanyikan kehidupan. Orang yang tidak bisa mendengarkan blues, mereka munafik."
NY TIMES | EZ