TEMPO Interaktif, Magelang-Sedikitnya tiga alat unit pemantau lahar dingin di Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, rusak dan mati total, setelah tersambar petir, akhir pekan lalu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Subandriyo, menuturkan alat itu, di antaranya sensor pemantau lahar dingin, pengukur curah hujan, dan seismograf. “Dari 14 alat yang kami pasang, tiga rusak,” kata dia, Senin23 Januari 2012.
Namun menurut Subandriyo, kerusakan itu tak perlu dikhawatirkan, karena Minggu (22/1), dia sudah mencek dan mengganti alat-alat itu. Alat tersambar petir, seringkali terjadi di lereng Merapi. “Tapi kami sulit jika harus mengganti posisi dan letaknya, karena terkait kualitas transmisi. Posisi saat ini, paling bagus untuk mengirimkan data pantauan,” kata dia.
Baca Juga:
Rusaknya alat itu membuat petugas di Pos Pemantau Ngepos sempat hanya mengandalkan pemantauan sekunder, lewat BPPTK Yogyakarta.
Koordinator relawan Magelang, Chabibullah, berharap kerusakan alat pantau lereng Merapi bisa ditanggapi cepat dan setiap saat oleh BPPTK. “Kalau sulit ya diganti posisinya, mungkin bisa menggunakan teknologi penangkal petir di sekitar lokasi,” kata dia.
Saat ketiga alat pemantau itu rusak, banjir lahar dingin kembali mengaliri Kali Putih, meski kapasitasnya sedang, dengan ketinggian satu meter, selebar sekitar 20 meter.
Menurut Chabib, akibat banjir itu, sebuah truk penambang sempat terjebak longsoran di Kali Krasak, Kecamatan Srumbung, Magelang. Beruntung, truk tersebut berhasil diselamatkan, setelah truk penambang lain menarik ke atas, selama satu jam lebih.
PRIBADI WICAKSONO