TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum diminta tidak banyak bicara jika memang merasa tidak terlibat dalam sejumlah proyek pemerintah. "Kalau Anas merasa tidak ada hubungan apa-apa, no comment sajalah dia. Tidak perlu membela diri apalagi sewa pengacara," kata salah satu pengacara Muhammad Nazaruddin, Junimart Girsang, di Jakarta, Selasa, 24 Januari 2012.
Junimart juga meminta sejumlah pihak yang tidak terkait langsung dengan perkara ini agar menahan komentar mereka, dan bersabar menunggu fakta terungkap di persidangan. "Jangan mereka semua kebakaran jenggot. Kita lihat saja di persidangan. Kami akan uji siapa Yulianis," ujarnya.
Wakil Direktur Grup Permai, Yulianis, akan bersaksi untuk Nazar besok, 25 Januari 2012, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI. Yulianis diharapkan kubu Nazar, bersedia blak-blakan soal sejumlah proyek yang digarap Grup Permai, dan siapa atasannya di perusahaan tersebut. Selama ini, pihak Nazar menuding Anaslah bos Grup Permai.
Nazaruddin dalam sidang pekan lalu mengatakan pernah menjadi petinggi Grup Permai. Namun, kata dia, pada 2007 ia menjual sebagian sahamnya ke Anas, sehingga kendali perusahaan berpindah tangan. Nazar juga menyebut ada aliran dana perusahaan ke Anas, yang salah satunya digunakan untuk membeli mobil Toyota Alphard.
Tudingan Nazar dibenarkan Direktur Marketing PT Anak Negeri, salah satu anak perusahaan Grup Permai, Mindo Rosalina Manulang. Saat bersaksi untuk Nazar pekan lalu, Rosa menyebut Anas sebagai salah satu pemilik Grup Permai. Buktinya, nama Anas tertulis di kertas pemberitahuan yang ditempel di gedung Permai Tower, Mampang, Jakarta Selatan.
Dalam persidangan, terpidana 2,5 tahun penjara kasus Wisma Atlet itu pun mengaku pernah melihat mobil Anas terparkir di depan Permai Tower. Rosa juga membenarkan adanya pembelian saham perusahaan oleh Anas dari Nazar. Jual-beli saham itu terjadi pada 2007, saat kantor Grup Permai masih berlokasi di Casablanca, Jaksel
Rosa juga menyebut Anas memiliki ruangan di lantai 4 kantor Grup Permai di Casablanca. Pernyataan Rosa diperkuat saksi lainnya, Mohammad El Idris. Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah, kontraktor proyek Wisma Atlet, itu mengaku pernah melihat Anas di kantor Casablanca, 2008 silam.
ISMA SAVITRI