TEMPO.CO, New York - Starbucks Corp selama ini menawarkan deretan menu kopi dari pelbagai jenis kepada pelanggannya. Namun, awal 2012, waralaba tersebut mengeluarkan ide untuk menjual bir dan anggur pada sejumlah gerai di Atlanta dan daerah selatan California. Kabarnya, rencana tersebut akan direalisasikan pada akhir tahun ini.
Tidak hanya bir dan anggur saja yang akan disajikan Starbucks. Toko kopi itu juga akan menambah pilihan panganan yang tersedia, seperti camilan gurih, keju, dan roti. Deretan menu baru tersebut akan tersedia pada empat atau enam gerai di Atlanta dan California Selatan.
"Penjualan minuman beralkohol dan kudapan itu sudah dilakukan pada lima gerai di Seattle pada Oktober 2010 lalu dan satu gerai di Portland, Oregon," tulis situs berita ABS CBNNEWS.
Starbucks memang baru berencana, namun pandangan skeptis telah datang dari sejumlah pelanggannya. Contohnya adalah Doug Tanaka, 48 tahun, yang bekerja sebagai polisi. Tanaka berpendapat gerai kopi dengan bar harus dibedakan.
"Kalau ingin minum bir, saya pergi ke bar. Saat minum kopi di Starbucks, saya membawa cucu dan saya tidak mau berurusan dengan orang mabuk," kata Tanaka.
Sedangkan, menurut Sean Petersen, 39 tahun, anggur dan bir tidak cocok dijual pada gerai kopi. "Ketika saya datang ke Starbucks, yang ada dalam pikiran adalah kopi, bukan alkohol," ujar insinyur tersebut.
Kritikan juga datang dari Direktur Lembaga Alcohol Justice, Sarah Mart. Kata Mart, Amerika sudah memiliki banyak bar, toko, dan restoran yang menjual minuman beralkohol.
"Lebih banyak tempat yang menjual alkohol, maka risiko yang menimbulkan bahaya semakin besar. Seperti minum alkohol di bawah umur," ujar Mart.
Senior Vice President Operation Starbucks untuk wilayah Amerika Serikat, Clarice Turner, mengatakan penjualan alkohol akan dimulai pukul 14.00 waktu setempat pada hari kerja dan jam 12.00 saat akhir pekan. Alasan penjualan itu sendiri karena Starbucks melihat pelanggan menggunakan gerainya sebagai tempat singgah dalam perjalanan dari kantor menuju rumah.
"Banyak orang yang mencari tempat hangat untuk bersantai dan bertemu dengan teman atau kerabatnya," ujar Turner.
Nantinya, dia melanjutkan, persediaan bir dan anggur tidak akan dipajang pada etalase gerai. Minuman beralkohol tersebut tetap tersimpan di lemari belakang toko. "Karenanya, pelanggan berusia di bawah 21 tahun masih tetap bisa masuk," kata dia.
Selain Starbucks, waralaba lain yang juga menyediakan minuman beralkohol adalah Burger King dan Sonic Corp. Meski begitu, Starbucks menegaskan tidak akan menjual minuman alkohol pada seluruh gerai di Amerika yang saat ini jumlahnya mencapai 11.000 toko.
Lalu bagaimanakah realisasi rencana tersebut? Kita tunggu saja tanggal mainnya.
ABS CBNNEWS | LA TIMES | CORNILA DESYANA