TEMPO.CO, Jakarta -Politikus Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati mengaku ikhlas menjalani masa masa penahanan tersangka kasus suap proyek infrastruktur daerah 2011. Ia pun mengutip pernyataan Sutan Syahrir, Perdana Menteri Indonesia Pertama.
"Apabila ingin memenangi hidup, maka hidup sendiri harus dikorbankan," kata Wa Ode dengan mata berkaca-kaca di halaman kantor KPK, Kamis 26 Januari.
Wa Ode Nurhayati menjalani pemeriksaan di KPK selama sembilan jam. Seusai diperiksa, ia langsung digelandang ke Rumah Tahanan Pondok Bambu.
Wa Ode ditetapkan tersangka lantaran diduga menerima duit Rp 6,75 miliar dari Haris Andi Surahman, orang yang mengaku pengusaha asal Sulawesi Tenggara.
KPK menduga duit itu adalah sogokan supaya Wa Ode memasukkan empat daerah yang dipesan Haris dalam daftar penerimaan dana penyesuaian infrasturktur pada APBN 2011. Keempat daerah itu adalah Aceh Bedar, Pidie Jaya, Bener Meriah,dan Minahasa.
Wa Ode mengatakan mengatakan apa yang dilakukannya selama ini adalah resiko dalam dalam memperbaiki sistem pemerintahan yang buruk. Ia pun menganggap penahananya adalah hikmah yang harus diterima. "Saya mencoba berdamai untuk ikhlas," ujar dia.
Ia pun mengaku sudah mempersiapkan diri hidup di dalam penjara. Bahkan telah menulis buku berjudul Penjara Adalah Surga Bagi Suara Perubahan.
Meski demikian, ia menganggap apa yang dialaminya adalah sebuah ketidakadilan. Sebab dirinya tidak pernah menerima suap seperti yang dituduhkan KPK kepadanya. "Saya hanya pernah dicoba untuk disuap," ujar dia.
TRI SUHARMAN