TEMPO.CO, Ternate - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Maluku Utara menolak wacana kongres luar biasa guna mencopot Anas Urbaningrum dari kursi Ketua Umum Partai. Sekretaris DPD Hendra Kariangan mengatakan selain hanya akan memperburuk internal partai, wacana itu dipandang akan merusak citra partai di mata masyarakat.
Menurut Hendra, kongres luar biasa hanya merupakan wacana yang dilontarkan pihak tertentu untuk merusak citra partai. Karena itu internal partai seharusnya tidak menyikapi wacana yang dilemparkan pihak dari luar partai tersebut. “Demokrat di Maluku Utara dengan tegas menolak wacana KLB, dan kami siap di belakang kepengurusan Partai Demokrrat saat ini,” kata Hendra kepada Tempo, Selasa 31 Januari 2012.
Hendra mengatakan secara umum Demokrat di daerah sesungguhnya tidak terpengaruh dengan persoalan yang terjadi di pusat. Rata-rata Demokrat di daerah umumnya masih berkonsentrasi pada langkah konsolidasi guna menghadapi pemilu 2014.
Karena itu KLB merupakan wacana yang tidak mudah diusulkan. Pelaksanaan setidaknya harus diusulkan lebih dari seperdua pengurus Partai Demokrat di daerah.
”Jadi Demokrat Maluku Utara dengan tegas menolak wacana itu, meski Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Hal ini lantaran status tersangka bukan menjadi penilaian jika seseorang bersalah,” ujarnya.
Sikap yang sama juga ditunjukkan Ketua OKK DPD Demokrat Provinsi Maluku Utara Rahmi Husein. Menurutnya wacana kongres luar biasa hanyalah wacana yang ditiupkan oleh pihak-pihak yang menginginkan Demokrat lemah di pemilu 2014.
Karena itu, pihaknya mengecam pihak-pihak yang mencoba mengobok-obok internal Demokrat. “KLB hanya akan merusak citra partai di mata masyarakat. Jadi kami dengan tegas menolak dan akan berdiri di belakang kepengurusan Demokrat saat ini,” ujar Rahmi kepada Tempo.
BUDHY NURGIANTO