TEMPO.CO, California - Apple kini menjadi produsen telepon seluler ketiga terbesar setelah Nokia dan Samsung.
Peringkat ini naik dari posisi kelima tahun 2010 dan menjadi capaian tersendiri bagi Apple. Pasalnya, perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini hanya bermain di kelas telepon seluler cerdas, berbeda dengan Nokia dan Samsung yang juga masuk di kelas feature phone.
Dua pemain lama di pasar ponsel, Nokia dan Samsung, masih mendominasi pasar dengan ponsel murah atau biasa disebut dengan feature phone.
Bedasarkan data yang dilansir lembaga riset International Data Corporation (IDC), pada kuartal keempat tahun lalu, Nokia masih menguasai 26,6 persen pasar ponsel di seluruh dunia. Disusul Samsung dengan 22,8 persen dan Apple sebesar 8,7 persen pasar.
Adapun untuk pasar ponsel secara keseluruhan selama 2011 lalu, Nokia menguasai 27 persen pasar, Samsung 21,3 persen, dan Apple menguasai 6 persen mengalahkan LG Electronics yang hanya menguasai 5,7 persen.
"Peluncuran iPhone 4S mampu menaikkan pasar Apple pada kuartal empat tahun lalu," kata analis IDC, Kevin Restivo, seperti dikutip Wired, Jumat, 3 Februari 2012.
Selama musim liburan akhir tahun lalu, Apple mampu menjual lebih dari 37 juta iPhone. Sebagian besar didorong permintaan iPhone 4S dan adanya tawaran potongan harga untuk iPhone 4 dan iPhone 3GS.
Peluncuran iPhone 4S diikuti dengan penjualan tercepat sepanjang sejarah Apple. Ponsel cerdas ini pun kini sudah tersedia di lebih dari 90 negara, termasuk Cina.
Pasar ponsel saat ini masih didominasi penjualan feature phone dengan fitur-fitur yang sederhana. Namun pasar smartphone mulai berkembang pesat bahkan akan mengambil alih pasar feature phone. Terlebih lagi setelah perusahaan lain melihat kesuksesan Apple.
Sejumlah pabrikan kemudian mulai masuk ke pasar smartphone. Restivo mencontohkan LG yang secara perlahan mulai pindah ke pasar smartphone. Demikian pula dengan Nokia yang dinilai terlambat masuk ke pasar smartphone.
Samsung menjadi pengecualian. Pabrikan asal Korea Selatan ini dengan solid mampu menguasai dua pasar ini sekaligus, feature phone dan smartphone.
Restivo mengatakan Apple perlu lebih ekspansif menembus pasar negara berkembang, seperti Rusia, Brasil, dan Timur Tengah, jika ingin meningkatkan pertumbuhan penjualan. Tentu saja, kata dia, Apple tetap harus inovatif. "Apple harus terus menangkap minat masyarakat," kata Restivo.
Meskipun menurut analis IDC lainnya, Pete Cunningham, mengejar volume penjualan bukanlah menjadi target utama Apple. Bagi Apple yang penting adalah nilai pasar dibanding volume. "Saya mungkin berpendapat bahwa tidak penting bagi Apple untuk menjadi vendor nomor satu di pasar," katanya.
WIRED | IQBAL MUHTAROM