TEMPO.CO, Jakarta - Sisa saham maskapai Garuda Indonesia yang dipegang sejumlah sekuritas badan usaha milik negara (BUMN) tengah diminati oleh investor. Sebelumnya, sisa saham dari penawaran perdana saham publik (IPO) Garuda tahun lalu terpaksa diserap oleh sejumlah BUMN sekuritas akibat sepinya peminat.
Ketiga sekuritas tersebut adalah Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Bahana Sekuritas yang memegang 11 persen saham Garuda. "Ada empat investor asing dan lokal yang menyatakan tertarik," ujar Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto sewaktu ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jumat, 3 Februari 2012.
Empat investor tersebut menyatakan ketertarikannya melalui Morgan Stanley dan Niko Sekuritas. Setelah melakukan penawaran saham perdana tahun lalu, harga saham Garuda sempat jatuh dari Rp 750 menjadi Rp 580 per saham di hari pertama penawaran.
Ia berucap, pemerintah menginginkan agar sisa saham di perusahaan sekuritas dapat dilepas sekaligus pada satu investor saja. "Lebih baik dilepas melalui satu arranger." Saat ini menjadi momentum yang tepat untuk melepas sisa saham dari underwriter (penjamin emisi).
"Selisih kerugiannya lebih rendah," katanya. Pada perdagangan hari ini, saham Garuda bergerak turun 10 poin menjadi Rp 620 per saham.
SUBKHAN