TEMPO.CO, Jember - Legiman, ayah Effendi Irawan, 15 tahun, tak terima anaknya dihajar Nur Yahya, Kepala SMP Daruttaqwa, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Legiman akhirnya membawa kasus kekerasan Nur Yahya, 45 tahun, ini ke kantor Polsek Jombang. "Saya tidak terima ini sudah keterlaluan," kata Legiman. "Masak anak saya langsung dihajar sampai kayak begitu, sekarang dia tak mau masuk sekolah."
Kasus kekerasan itu bermula ketika Nur Yahya mendapati muridnya, Irawan, tak memakai baju seragam dengan rapi. Kemeja tidak dimasukkan ke celana.
Irawan menuturkan, Nur Yahya, guru pengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan itu melihat bajunya tak dimasukkan saat ia mau masuk kelas. "Saya langsung ditarik, dijewer, ditempeleng, dan dada saya ditinju sampai terjatuh," kata Irawan. Selain merasa sakit, hingga kini Irawan masih trauma dengan perlakuan kepala sekolahnya itu. Anak kelas II SMP itu emoh masuk sekolah. "Saya juga malu sama teman dan guru," ujarnya.
Menurut Legiman, warga Dusun Kecik, Desa Keting, Kecamatan Jombang, itu seharusnya cukup menasihati dan memperingatkan Irawan soal baju seragamnya yang dinilai tidak rapi. "Seharusnya sebagai kepala sekolah dia memberi contoh yang baik kepada murid dan guru, bagaimana cara mendidik tanpa harus memukul begitu," katanya.
Kepala Kepolisian Sektor Jombang, Ajun Komisaris Polisi Hardjito, mengatakan masih akan merampungkan pemeriksaan Irawan dan ayahnya. "Segera nanti kita panggil kepala sekolah terlapor juga saksi-saksi lainnya untuk kita proses," katanya singkat.
Sementara itu, hingga kini, Nur Yahya tidak bisa ditemui. Menurut sejumlah guru dan murid di SMP Daruttaqwa, hari ini Nur Yahya sedang tugas di luar sekolah. "Ke Kota Jember, katanya urusan dengan Dinas Pendidikan," kata seorang guru. Upaya Tempo.co untuk mengontak telepon selulernya juga tidak berhasil.
MAHBUB JUNAIDY