TEMPO.CO, Singkawang- Perayaan Cap Go Meh di Singkawang berlangsung meriah. Ribuan orang tumpah ruah di jalan-jalan kota Singkawang, Kalimantan Barat, Senin 6 Februari 2012. Warga dan wisatawan tampak antusias melihat atraksi peserta pawai yang selalu dinanti saban tahun ini.
Mereka menanti aksi para Tatung yang berjumlah 700 orang dalam pawai tersebut. Tatung adalah media pengusiran roh-roh jahat dalam tradisi di sana. Mereka akan kesurupan dan melakukan aksi yang menegangkan seperti menusuk wajah mereka dengan besi baja tajam atau menginjak-injak senjata tajam seperti layaknya pertunjukan debus di Banten.
Warga antusias melihat atraksi yang mengerikan tapi membuat penasaran itu. Ada pula aksi mengiris leher dan lidahnya dengan senjata tajam. Juga para Tatung yang memakan hewan hidup seperti ayam dan anjing. Suasana tambah meriah dengan adanya petasan dan mercon.
Dua orang Tatung yang masih kecil menjadi perhatian warga. Kedua bocah yang bernama Leo Naga, 9 tahun dan Riky, 7, itu berasal dari Pekong Gaothic. Mereka beraksi dengan menginjak parang tajam dan duduk di atas ratusan paku. Warga pun mengeluarkan berbagai alat perekam mulai telepon genggam hingga kamera video.
Apeng Hamid, seorang warga asal Kuching, Malaysia, mengatakan sengaja datang ke Singkawang untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh secara langsung bersama kerabatnya.
"Walau di Pontianak juga ada, rasanya beda dengan Singkawang. Di sini sangat semarak, walaupun kami harus menumpang nginap di rumah teman karena hotel semua sudah penuh," kata Apeng kepada Tempo.
HARRY DAYA