TEMPO.CO, Jakarta - Dugaan keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dalam kasus suap Wisma Atlet membuat panas partai. Beberapa kader yang meminta Anas mengundurkan diri diisukan akan diberangus. Namun isu tersebut dibantah politikus partai berlambang segitiga biru itu.
Max Sopacua, misalnya, membantah adanya upaya partai membentuk sebuah badan pengawas untuk memberangus kader-kader yang berpikir kritis. Salah satunya kader yang ingin menggulingkan Ketua Umum, Anas Urbaningrum.
"Kalau ada yang mau seperti itu, berarti dia tak tahu demokrasi, bukan tempatnya di Partai Demokrat," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa 7 Februari 2012.
Max mengatakan partainya sangat menjunjung asas demokrasi, salah satunya dengan menjunjung perbedaan pendapat. Kemudian Max pun tak membantah bahwa sebelumnya ada beberapa kader yang bersuara meminta pengunduran diri Anas dari kursi Ketua Umum.
Sebagai contoh, Hayono Isman, anggota Dewan Pembina Demokrat, mengatakan ada ultimatum untuk Anas berjangka tiga bulan untuk mendongkrak elektabilitas partai. Selain itu, Ketua Demokrat Ruhut Sitompul pun mengatakan pendapatnya agar Anas mundur.
Namun Max membantah pernyataan tersebut sebagai keputusan partai. Menurutnya pernyataan tersebut murni dari pendapat pribadi kader Partai Demokrat. "Pendapat ini bentuk rasa sayang kader terhadap Partai Demokrat," ujarnya.
INDRA WIJAYA