Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mayoritas Pasien Kanker Paru di Indonesia Perokok Aktif  

image-gnews
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pasien kanker paru melonjak drastis. Peningkatannya mencapai 20 persen per tahunnya. Mereka rata-rata masih berusia 40 sampai 45 tahun. Hampir semuanya adalah perokok aktif. "Dari 10 pasien kanker paru, sembilan di antaranya adalah perokok," kata dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan Achmad Hudoyo kepada Tempo melalui telepon, Kamis, 9 Februari 2012.

Menurut Hudoyo, selama periode 2011 sampai awal tahun ini, pasien kanker paru di Rumah Sakit Persahabatan mencapai 1000-an jiwa. Diprediksinya, pada 2013 mendatang, pasien kanker paru akan bertambah 20 persen. "Menjadi 1200-an jiwa," ujarnya.

Peningkatan ini disebabkan perokok pemula yang semakin belia. Dari beberapa testimoni pasien, kata Hudoyo, mereka umumnya sudah mulai merokok aktif di usia remaja. Ironisnya, para perokok selalu telat memeriksa kesehatan parunya ke tenaga kesehatan. "Sebanyak 90 persen baru periksa setelah fase stadium 3B dan 4," kata Hudoyo.

Keterlambatan pasien tersebut membuat peluang kesembuhan mereka minim. Hudoyo mengatakan, dari 100 pasien, yang bisa sembuh total cuma 1,3 persennya atau sekitar 9-10 pasien. "Jika masih stadium awal bisa dioperasi. Namun, pasien yang sudah stadium akut akan ditangani pengobatan paliatif," ujarnya. Paliatif adalah perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup. "Tetapi tidak menyembuhkan," kata Hudoyo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait banyaknya kasus kanker paru, Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengadakan Pertemuan Ilmiah Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi (PIPKRA) 2012 yang ke-10 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2012. Acara tersebut untuk meningkatkan peran dokter spesialis paru dalam menanggulangi penyakit respirasi.

Bagi para jurnalis, PIPKRA akan menggelar diskusi khusus untuk media terkait isu tersebut di Bogor Cafe, Hotel Borobudur jam 12.30-14.00 WIB. Dalam diskusi itu akan hadir Ketua PIPKRA 2012 Wiwien Heru Wiyono dan Pulmonolog Universitas Airlangga, Benjamin Margono. Achmad Hudoyo juga akan hadir sebagai perwakilan Pulmonog Rumah Sakit Persahabatan.

HERU TRIYONO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

17 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

27 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

27 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

44 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

4 Maret 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

3 Maret 2024

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

1 Maret 2024

Tumis Tauge Ikan Asin. youtube.com
Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.


Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.


Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Ilustrasi mamogram. Wikipedia.org
Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.


Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?