TEMPO.CO , Jakarta - Manusia kini semakin tergantung pada perangkat mobile, terutama telepon seluler. Contoh sederhana misalnya untuk menanyakan arah menuju suatu tempat. Layanan ini tentu mengandalkan fungsi GPS yang tersedia di dalam ponsel.
Begitu pula dengan kebiasaan membaca berita. Sekarang makin banyak mengandalkan ponsel cerdasnya untuk mengakses berita. Karena bisa dibaca kapan saja dan dalam situasi apa pun, sambil menunggu bus atau antrean di bank, misalnya.
Baca Juga:
Tren ini kemudian ditangkap tiga anak muda, Mendy Candella, Pascal Christian, dan Jaka Pradipta dengan menggagas layanan Spotdokter.com. Ini adalah layanan informasi kesehatan yang disampaikan melalui perangkat ponsel.
“Kami ingin memberikan informasi kesehatan yang cepat karena di Indonesia belum ada layanan seperti 911,” kata Mendy yang dipercaya oleh kedua rekannya sebagai Chief Executive Officer Spotdokter.com di Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.
Mendy mengatakan kita seringi menghadapi situasi yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan atau anak balita mengalami diare atau panas demam. “Lalu bingung harus bertindak apa? Nah, Spotdokter memberikan tip-tip yang harus dilakukan,” ujarnya.
Spotdokter juga memberikan arah menuju ke rumah sakit terdekat. Tidak hanya itu, layanan ini juga memberikan nama-nama dokter di sebuah rumah sakit dan jadwal praktek mereka.
"Spotdokter akan menunjukkan arah ke rumah sakit terdekat. Jadi kalau Anda sedang berada di Bandung, yang ada adalah daftar rumah sakit di Bandung,” katanya.
Spotdokter juga dapat memberikan direktori apotek dan laboratorium. Saat ini Spotdokter mempunyai database 1.500 rumah sakit, 1.400 dokter, 8.000 apotek, dan 150 laboratorium.
"Kami jauh lebih update karena data terakhir menyebutkan data rumah sakit di Indonesia baru 1.300," kata Mendy.
Di layanan Spotdokter, ada pula berbagai artikel kesehatan yang langsung ditulis para dokter.
"Banyak artikel kesehatan di Internet yang bukan ditulis oleh ahlinya, banyak juga yang hanya terjemahan dari bahasa asing,” kata Chief Technology Officer Spotdokter, Pascal Christian.
Spotdokter ini dikelola oleh langsung oleh Mendy, Pascal, dan Jaka yang saat ini masih berstatus sebagai dokter muda. Mereka berteman sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran pada 2006. “Tahun ini kami akan lulus menjadi dokter,” kata Jaka.
Layanan Spotdokter ini diinkubasi oleh Project Eden, sebuah konsorsium yang berikhtiar melahirkan startup lokal dari Indonesia. “Spotdokter ini unik karena pertama kalinya menawarkan layanan kesehatan,” kata Calvin Kinaza dari Project Eden yang juga pemilik layanan Menoo!, sebuah direktori mobile untuk wisata kuliner.
Menurut Calvin, Spotdokter merupakan satu dari tiga startup yang saat ini sedang digodok di Project Eden. “Kami memberikan mentoring kepada mereka selama tiga bulan, setelah dinilai matang, baru diluncurkan,” katanya.
IQBAL MUHTAROM