TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara, kemacetan Kota Jakarta bukan suatu alasan bagi Dahlan Iskan untuk menggunakan voorijder atau patroli pengawal. Menurut Dahlan, dia tidak pernah punya masalah dengan kemacetan yang kerap melanda jalanan Ibu Kota.
"Saya tidak pernah tersiksa kalau macet," kata Dahlan, 4 Februari 2012.
Kenapa begitu? Karena pendiri koran Jawa Pos itu mempunyai sejumlah kesibukan yang bisa ia lakukan di tengah kemacetan. "Saya bisa SMS atau kirim e-mail," ujarnya.
Pada saat ini, menurut Dahlan, keberadaan telepon genggam pintar sangat membantu pekerjaannya. Dengan BlackBerry, dia tidak lagi harus bekerja di dalam kantor saja. "Semua urusan bisa dilakukan lewat BlackBerry," ujarnya.
Jika memiliki janji dengan orang, Dahlan memilih berangkat satu atau dua jam sebelum waktu pertemuan. Hal itu dia lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan ngaret karena terjebak macet. "Kalau ada janji, itu kan cuma masalah manajemen waktu saja."
Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara itu juga tidak segan menumpang ojek pada saat jam pertemuan mepet. Contohnya waktu dia harus menghadiri rapat kabinet di Istana Bogor. Keasyikan makan di satu rumah makan dekat Stasiun Bogor, Dahlan tak sadar rapat akan segera mulai. "Daripada telat, saya naik ojek. Turun di depan gerbang dan jalan kaki masuk ke Istana," ujarnya.
Karena tidak pernah punya masalah dengan macet, Dahlan pun emoh menggunakan voorijder atau patroli pengawal. Dia merasa, tanpa voorijder, perjalanannya dengan kendaraan roda empat pun tak pernah ada kendala. "Saya tidak mau pakai voorijder, enggak mau dirasanin (jadi pergunjingan) orang," ujarnya.
CORNILA DESYANA