TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia seharusnya sudah memiliki kapasitas untuk dikenal dalam industri fashion dunia. "Siapa tahu the next Prada adalah brand Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers "Indonesia Fashion Week" di Kantor Kementerian Perindustrian, Senin, 13 Februari 2012.
Menurut Gita, Indonesia bisa memanfaatkan selebritas internasional untuk meningkatkan industri fashion. "Bukan tidak mungkin Leonardo Di Caprio menggunakan sabun Martha Tilaar dan Jennifer Aniston memakai fashion Indonesia.”
Gita mengatakan pertumbuhan industri fashion Indonesia juga tertopang dari fakta pencapaian ekonomi Indonesia. "Kekuatan ekonomi Indonesia luar biasa, 2011 pencapaian PDB mencapai US$ 1 triliun," kata Gita.
Termasuk usaha Gita mempromosikan Indonesia ketika ia berkunjung ke Davos. "Saya dengan cara dan gaya saya mempromosikan Indonesia agar masuk ke ranah internasional," kata Gita.
Namun tidak dimungkiri industri fashion Indonesia masih kalah dibanding Tiongkok dan India. Kedua negara itu sudah masuk lebih awal dan didukung pula oleh pemerintahnya. "Ini perlu adanya penyikapan kebijakan fiskal dan non-fiskal oleh pemerintah Indonesia," kata Gita.
Ia menyebutkan sebaiknya Indonesia Fashion Week tidak hanya berhenti untuk sekadar penyelenggaraan, tapi meningkatkan industri fashion dari hulu dan hilir. Proyeksi ekonomi Indonesia pada 2030 akan menjadi US$ 9 triliun. "Apalagi kalau presentasi ditingkatkan, didukung adanya kolaborasi antara pemerintah dan swasta," ujar Gita.
Tahun lalu industri fashion telah menyumbang sebesar 0,5 persen dari total PDB (US$ 1 triliun) Indonesia. Sementara, tutur Gita, 2,3 persen industri fashion merupakan penyumbang ekspor 2011 yang mencapai US$ 203,6 miliar.
"Dengan sumbangan industri fashion terhadap ekspor hingga 2,5 persen setiap tahunnya, industri fashion nantinya akan dikenal secara internasional," ujar dia.
AYU PRIMA SANDI